41 - Gadis Sederhana

3.8K 396 16
                                    

Happy Reading!

♡•♡•♡

Airlangga melangkah memasuki rumah besar bergaya Eropa itu. Setelah sang asisten membukakan pintu, Airlangga segera masuk ke dalam.

Terlihat seorang wanita paruh baya yang tengah membaca majalah di ruang tengah. Dan tersenyum riang saat melihat siapa yang datang.

"Halo Nek," sapa Airlangga dan langsung memeluk Michelle.

Wanita itu membalas pelukan cucunya tak kalah erat. Airlangga sudah lama tak mengunjunginya.

"Kayanya udah lupa sama Nenek sendiri nih anak," sindir Michelle. Airlangga terkekeh kecil, lalu duduk di sofa sebelahnya.

Michelle meminta sang pembantu untuk membawakan camilan kesukaan Airlangga. "Nenek apa kabar? Sehat kan?" tanya Airlangga mengawali pembicaraan.

"Nenek selalu sehat dong, nih buktinya masih buat kue sendiri," celetuk Michelle dengan senyuman jahilnya.

Airlangga mendengus malas, Neneknya yang satu itu memang punya kepercayaan diri tingkat akut.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu tiba-tiba ke sini? Papa kamu nggak buat masalah lagi kan?" tanya Michelle yang peka jika Airlangga akan mengunjungi saat Reynold berulah.

Cowok itu terlihat menghela nafasnya, Michelle yang sudah tahu Airlangga sedang mempunyai masalah pun mengusap bahu sang cucu lembut.

"Cleo, dia hancur karna Papa," ungkap Airlangga dengan helaan nafas berat yang terdengar.

"Maksud kamu?" Michelle bertanya dengan raut bingung.

"Cleo pergi dari rumahnya karena Papa sita rumah itu lewat bank. Airlangga nggak tau gimana caranya Papa ngelakuin itu, tapi ini udah keterlaluan Nek."

"Cleo ninggalin Langga, dia benci sama Langga," sambungnya dengan suara serak.

Melihat sang cucu yang sudah berkaca-kaca, Michelle berpindah duduk menjadi di samping Airlangga. Menarik cowok itu ke dalam dekapannya.

"Kenapa harus Cleo yang terluka karena keluarga Langga, Nek? Langga sayang dia, Langga nggak mau kehilangan dia. Tapi Langga nggak bisa pertahanin dia disaat keadaan sulit kaya gini," ucap Airlangga. Suaranya teredam oleh isakan tangis yang hampir tak terdengar.

"Gadis itu," Michelle berucap dengan gusar.

"Papa kamu sepertinya lupa darimana Naomi berasal," sambung wanita itu. Melepas peluk Airlangga, dan beralih untuk menangkup pipinya.

"Mama kamu, dulunya sama dengan Cleo. Dia berasal dari keluarga yang sederhana, namun Reynold sangat mencintainya. Sebab itulah Nenek tidak bisa menolak keinginan Reynold untuk menikahi Naomi," ucap Michelle.

Airlangga menunjukkan ekspresi yang tak terbaca. Berusaha mengingat tentang masa lalu Naomi. "Benar, keluarga Mama itu sederhana. Tapi kalau dulu Papa mencintai Mama, kenapa sekarang dia berubah Nek?" tanya Airlangga kebingungan.

Michelle tersenyum kecil kepada sang cucu. Anak ini, belum dewasa ternyata.

"Manusia itu mudah berubah. Sebuah kesalahan kalau kamu sampai menaruh harapan besar kepada seseorang. Sebaik apapun orang yang kita temui sekarang, setulus apapun itu, nggak bakal menutup kemungkinan kalau suatu hari mereka akan mengecewakan kita," jelas Michelle lembut.

Airlangga diam merenungi ucapan Neneknya. Benar, manusia itu memang dinamis. Dan Airlangga juga tidak terkejut jika Papanya memiliki sifat yang seperti itu.

"Nenek akan bantu kamu. Pasti seorang gadis bernama Flora sedang menganggu kamu kan? Biar Nenek yang bicara sama Reynold," ucap Michelle memberi Airlangga bantuan.

AIRLANGGA [END]Where stories live. Discover now