12 - Sebuah Pesan

6.1K 622 6
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

Kedekatan Cleo dengan Calzelions semakin hari semakin akrab saja. Contohnya kali ini, gadis itu mengikuti kegiatan Calzelions yaitu membagikan kotak makan kepada warga sekitar.

Cleo pikir, hal-hal yang mereka lakukan hanyalah tawuran dan balapan. Nyatanya Cleo salah, geng pimpinan Bara itu terkenal akan keroyalannya. Tentu saja, hal itu didukung oleh Airlangga. Si tampan kaya raya yang selalu menyisihkan uangnya untuk bakti sosial.

Tidak heran, di OSIS pun Airlangga juga seperti itu. Meskipun pada akhirnya Cleo juga harus memakai masker dan kacamata untuk menutupi identitas, dia tetap senang.

"Kak, apa tiap hari Calzelions bagiin makanan kaya gini?" tanya Cleo di tengah-tengah cuaca terik yang menyengat.

Airlangga mengangguk. "Tiap Minggu, kalau nggak sempet ya kita nggak turun ke jalan, tapi langsung Panti asuhan," jawab cowok itu.

Cleo memandang sekeliling, anggota Calzelions membagikan makanan itu pada tukang sapu jalanan, pengamen, ataupun pedagang kecil yang sepi pembeli. Melihat itu, hati Cleo menjadi hangat.

Airlangga mendekati Cleo, melepas topi yang dikenakannya lalu mengelap bulir keringat yang menetes. "Capek, hm?" tanya Airlangga lembut.

Cleo menggeleng polos. "Kak, itu keringat gue jorok loh," Cleo mengingatkan.

Airlangga tersenyum kecil mendengar itu. "Nggak kok."

"Mojok terus, mojok!" semprot Bara menghancurkan suasana romance mereka.

"Yeuu, iri bilang bos!" seru Alby sambil terkekeh kecil.

"Makanya jadi orang nggak usah sok cool, noh liat si batu keras kepala aja luluh sama pesona Clemek," balas Mario dengan nada mengejek.

"Udah, terusin aja ributnya," Erlan datang dengan Kelvin membawakan air mineral untuk mereka.

Airlangga mengambil air mineral untuk Cleo, lalu membukakan tutup botolnya. Menutupi tubuh Cleo karena gadis itu akan membuka masker.

"Minumnya pelan-pelan, nggak gue rebut kok," tegur Bara melihat Cleo yang minum dengan tergesa-gesa.

Airlangga terkekeh kecil, lalu mengelap sudut bibir Cleo menggunakan jempolnya. Cleo merasakan panas pada perutnya, dikelilingi cowok tampan, anggota inti geng pula, tentu membuatnya mati kutu.

Halunya Cleo jadi kenyataan!

"Lama-lama butuh donor jantung gue," gumam Cleo lirih. Seandainya Nadin tahu semua ini, pasti gadis itu akan pingsan.

Mereka kan penikmat cowok fiksi.

••♡《》♡••

Setelah tau bahwa Airlangga adalah putra dari Naomi, Davira langsung menahan cowok itu agar tidak pulang. Dengan embel-embel brownies strawberry kesukaannya, Airlangga berhasil duduk anteng di ruang tamu rumah Cleo.

"Enak nggak Ga?" tanya Davira antusias.

Airlangga mengangguk semangat. "Enak banget, Tante."

Davira tersenyum teduh. "Panggil saya Bunda juga tidak apa-apa, Ga. Saya dan Mama kamu cukup dekat, Cleo aja panggil Naomi jadi Mama, kamu juga bisa panggil saya dengan sebutan Bunda," usulnya membuat Airlangga tertegun.

Meskipun canggung, tetap ia iyakan permintaan dari Davira. "Iya, Bunda."

"Gimana kabar Mama kamu sama Kenan?" tanya Davira penasaran. "Alhamdulillah sehat Bunda, Mama nggak sempet ke sini, karena butik ramai," jawab cowok itu.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang