ALTEZZA [ 19 ]

15.5K 665 3
                                    

Jangan lupa 🌟 dan komen 🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa 🌟 dan komen 🙌

"Bagaimana penjualan senjata kemarin?" tanya Altezza dengan berdiri mengawasi berbagai senjata koleksinya ysng tersusun rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana penjualan senjata kemarin?" tanya Altezza dengan berdiri mengawasi berbagai senjata koleksinya ysng tersusun rapi.

"Kemarin ada yang menawar senjata kita dengan menggunakan dolar, apa Tuan Altezza setuju?" tanya Mores dengan menunduk sopan.

"Yang mana?"

"Senjata yang bulan lalu anda terima dari salah satu Mafia terkenal di kota New York,"

Altezza langsung menoleh menatap anak buahnya. Ia pun akhirnya menghampiri senjata itu dan memandanginya. Harganya begitu mahal ketika dirinya membeli, tapi bukan Altezza jika tidak menggunakan akal cerdiknya.

"Sepertinya, senjata ini tidak akan saya jual," ujar Altezza dan berbalik menatap Mores.

Mores mengernyit heran. "Bukankah jika kita menjualnya kepada orang tersebut, kita bisa mendapat untung dari Tuan membelinya?" pertanyaan Mores membuat Altezza tersenyum penuh arti. Memasukkan kedua tangannya pada saku celananya.

"Ya, karena Aku juga memanfaatkan mafia New York itu," kata Altezza lirih penuh sirat. Rasa bangga menyelimuti hatinya.

"Wah, Tuan m begitu cerdik. Saya tahu maksut anda," puji Mores bertepuk tangan untuk Altezza.

Altezza mencengkeram kuat kursi kerjanya. "Kalian harus tetap waspada, karena orang yang menipu ku sudah sekarat dirumah sakit."

Mores terkejut, secepat itu Tuannya membuat orang lain sekarat. Mengucapkannya pun begitu santai. Tapi hal tersebut memang sudah termasuk kriteria Altezza.

Auranya begitu terlihat gelap dan menyeramkan ketika membahas sesuatu yang serius. Tatapan tajamnya seakan bisa membunuh mangsanya tanpa ia sentuh. Tuannya ini memang ajaib.

"Bagaimana kemarin bisa ditipu?"

"Jadi ... " Mores menceritakannya secara rinci dari pertama mengajak jual beli hingga ia merasa ditipu. Altezza hanya mendengarkannya sambil meminum vodca di gelas kacanya.

ALTEZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang