"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau mengerti," Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang menekan.
"Jahat," Ucap gadis itu singkat.
⚠...
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya 🙌
Ayo spam dengan emot semangat membara kalian!🔥🔥🔥
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
"Pah! Kenapa Papa nggak ancem Revandra biar dia sama aku?!" Seorang gadis meneriaki sang ayah hanya karena seorang laki-laki yang disukainya.
"Rellita! Jangan seperti itu, dia pasti akan bersamamu nantinya," Balas sang ayah dengan nada yang menyakinkan.
Dia Rellita orang yang menyukai Altezza sejak lama dengan berbagai cara telah ia lakukan, tapi tetap saja Altezza selalu menghiraukannya.
"Lita ngga percaya, omongan Papah! Lita pulang ke Indonesia karena pengen nunjukin kalau Lita itu hebat bisa lulus kuliah terbaik di luat negeri! Tapi apa? Revandra selalu aja mengabaikan ku," Ujar Lita dengan nada kesal.
"Mungkin Revandra tau jika kau memakai jasa suap. Anda bisa lulus terbaik karena kami membayar hingga meliyaran," Sindir asisten ayahnya.
Rellita mendengus kesal. "Mana mungkin dia tau kalau kalian tak memberitahunya! Hanya kalian saja yang tau," Kesalnya dengan nada yang terkesan menyolot pada asisiten Ayahnya.
"Sudah-sudah Rellita! Papa yakin Revandra akan menjadi milikmu. Apapun akan papa lakukan," Ujar sang Ayah dengan menyakinkan sang anak untuk tidak emosi ataupun marah padanya. Ia akan memberikan terbaik dengan menuruti kemauan anak satu-satunya itu yang ia besarkan tanpa seorang ibu sejak usianya balita.
"Benar ya Pah! Rellita ga mau Revandra pergi dari Rellita!" Dengusnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Iya sayang. Papa akan berikan terbaik untuk anak Papa yang cantik ini," Ucap Ayahnya sambil mengelus pelan rambut lurus milik anaknya dengan lembut.
"Pokoknya, gue akan balas dendam karena udah buat tangan cantik gue hampir patah." Gumamnya dengan yakin dengan kilatan rasa dendam yang seakan membara.
Ayahnya mengangguk ketika mendengar gumaman anaknya. "Benar, papah akan balaskan dendam mu pada gadis ingusan itu." Geramnya sambil memandang tangan anaknya yang diperban.
