"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau mengerti," Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang menekan.
"Jahat," Ucap gadis itu singkat.
⚠...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya 🙌
Chapter ini ada yang lagi perang wkwk
Action!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"ARGH!!"
Prang!
Prang!
"Siapa yang sudah mengahalangi untuk membunuh Justin?!" Teriak Laki-laki yang sedang emosi di ruangannya. Melihat saat kedua drone yang mengawasi itu ditembak dengan mudahnya.
"Awas kau! Aku akan membalasnya! Jangan tenang kau Justin! Lihat saja!" Laki-laki itu duduk di kursi kerjanya setelah memporak-porandakan ruangannya. Meraup wajahnya kesal penuh amarah.
Pintu terbuka, menampilkan tangan kanannya yang masuk dengan leptop ditangannya. "Tuan," Panggilnya sopan dan menghampiri Tuannya yang memejamkan mata.
"Ada apa kau kemari? Bagaimana dengan anak buah kita?" Tanya Tuannya tanpa menatapnya.
Menghela nafas lelah. Tangan kanannya duduk di kursi depannya dan menaruh leptop yang memperlihatkan video sekitar rumah sakit tadi.
"Sepertinya Altezza pintar dalam menyelinap," Ujar tangan kanannya membuat Tuannya langsung menatap layar leptop yang ditunjukkan oleh tangan kanannya.
"Anak buah kita salah menyerang orang," Lanjutnya.
Tuannya menailkan sebelah alis bertanya, juga menyuruh untuk melanjutkan ucapannya.
Setelah video di zoom menampilkan Altezza yang keluar dari rumah sakit dengan menaiki taksi. Hal itu membuat laki-laki yang dipanggil Tuan itu mengepalkan tangannya.
"Sial! Bagaimana dia masuk?" Desis Tuannya.
"Sepertinya ia pintar mengecoh, sebab yang anak buah kita hajar itu adalah sahabat dari Altezza," Ucap tangan kanannya.
