ALTEZZA [ 6 ]

22.6K 1.2K 16
                                    

Jangan lupa Vote dan komennya ya🙌

Jangan lupa Vote dan komennya ya🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Altezza mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya lampu di sebuah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Altezza mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya lampu di sebuah ruangan. Ia langsung teringat malam tadi dimana dirinya yang mabuk berat. Sekarang kepalanya masih terasa sedikit pusing. Altezza memijat pangkal hidungnya yang berdenyut memikirkan hal lainnya.

Altezza menoleh ke sisi sebelahnya terdapat Farell sedang tertidur dengan pulas. Altezza menghembuskan nafasnya kasar. Mengusap wajahnya lelah.

Dirinya akan mencoba untuk menuntaskan salah satu hal yang ada dipikirannya ini. Altezza pun mengubah posisinya dari rebahan menjadi duduk, lalu meraih ponsel Farell yang berada didekat lelaki itu. Ternyata jam masih menunjukkan pukul empat pagi.

Altezza memicingkan tatapannya ketika melihat Farell yang tidur dengan pulas sampai mulutnya terbuka. "Selelah itu rel? Sampe tidur manganga?" sindir Altezza walau Farell tak mendengarnya.

Akhirnya Altezza pun beranjak untuk mengambil salah satu kemeja milik Farell dan langsung memakainya. Untung saja kaos yang dipakainya tidak ikut kotor seperti kemejanya yang terkena muntahannya tadi malam.

Ia langsung menelpon sopirnya untuk menjemputnya di apartment milik Farell, karena dirinya tidak membawa mobil. Tak menunggu lama sopirnya pun datang, Altezza langsung pergi menuju mensionnya.

Setibanya di mension, Altezaa tak langsung pergi kekamarnya. Tapi malah menuju disalah satu kamar. Ia langsung membukanya dan pertama yang ia lihat adalah gadis dengan pakaian piama pink yang tidur meringkuk. Sebelum Altezza masuk kekamar tersebut ia mengambil remot Ac yang berada diluar kamar.

Mengurangi suhu Ac sampai normal. Ia pun berjalan menghampiri Divanya. Berjongkok mensejajarkan wajahnya pada wajah gadis itu yang tertidur meringkuk karena kedinginan.

Altezza memperhatikan wajah Divanya yang selalu berada dipikirannya. Bahkan entah kenapa tiba-tiba saja hatinya merasa ada debaran yang aneh ketika mengamati wajahnya. Dirinya pun tersenyum kecil melihatnya.

"Kau membuatku merasa aneh," gumam Altezza yang masih setia menatap wajah Divanya.

"Apakah Aku menyukai mu?" gumam Altezza bertanya pada dirinya sendiri. "Aku rasa tidak, kau bukan tipe ku," lanjutnya.

Tetapi mata Altezza menatap bibir gadis itu yang terlihat memerah alami. Bibir yang memiliki senyuman yang membuat Altezza teriang-iang.
Ada tarikan dari mana, Altezza mencoba mendekatkan wajahnya pada wajah Divanya.  Dan ...

Cup

Altezza mengecup bibir renum Divanya, walau Divanya sedang tertidur pulas. Altezza terdiam sejenak dan merasakan gejolak dasyat di hatinya. Altezza langsung menjauhkan bibirnya juga wajahnya dari Divanya.

Altezza merasakan panas pada bibir Divanya. Membuat Altezza segera menempelkan punggung tangannya pada dahinya. Dan ternyata benar dugaannya, Divanya demam. Altezza pun segera menyuruh salah satu pelayan untuk segera mengambilkan air hangat untuk mengompres Divanya. Sedangkan dirinya mengambil selimut tebal dilemari kamar tersebut.

Ya, lemari tersebut ia kunci dan hanya dirinya yang berhak membukanya atau dia yang memerintahkan orang lain untuk membukanya. Setelah mengambil selimut, ia langsung menutupi tubuh Divanya dengan selimut. Pelayan tersebut mulai mengompres dahi Divanya.

Altezza hanya memandanginya, apa yang terjadi dengan dirinya. Kenapa dirinya menghawatirkan gadis didepannya ini? Altezza tak habis pikir. Lantas dirinya pun segera keluar dan membiarkan pelayan tersebut membantu mengompres Divanya.


•oOo•

Divanya meringis merasakan tubuhnya yang sakit semua. Dirinya mengerjabkan matanya dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Divanya terkejut karena sesuatu jatuh dari keningnya. Ia mengambilnya dan membuat Divanya mengernyit.

"Kompresan?" gumam Divanya. Tiba-tiba matanya menatap selimut tebal yang berada dikakinya.

"Ini siapa yang kasih selimut? Apa bik Asih? Tapi pasti si, ya allah bik Asih baik banget." gumam Divanya sambil tersenyum merasakan ternyata dirumah ini masih ada orang yang baik hati.

Jadi ia bisa mengenal Bik Asih karena kemarin setelah Divanya di siksa oleh Altezza dan meninggalkan Divanya dalam keadaan basah sampai lemas. Tak lama dari itu seorang pelayan datang dan membantu Divanya keluar dari kamar mandi dan membantu melepaskan ikatan tali di tangannya. Lalu ia memberikan baju piyama pink dengan celana panjang dan lengan pendek.

Divanya sempat menolak namun karena Bik Asih yang memaksa, akhirnya Divanya pun memakainya. Divanya pikir juga, ia akan merasa kedinginan jika ia terus memakai bajunya yang basah.

Bik Asih juga sempat mengobati luka di tangannya akibat tali yang mengikatnya. Dan Divanya sangat-sangat berterimakasih pada Bik Asih.

Divanya tersenyum mengingatnya. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima pagi lewat sedikit. Divanya pun beranjak dari kasurnya untuk ke kamar mandi mencuci muka.

Melihat remot Ac diatas nakas pun langsung mengambilnya dan mulai mengecilkan suhu Ac tersebut. Walau bagi orang sini normal, bagi Divanya ini cukup dingin.

Melihat kamar mandi tersebut yang lengkap dengan alat mandi, bahkan masih ada sikat gigi yang terbungkus alias masih baru, ia pun memakainya. Kalau ia mandi tak masalahkan? Soalnya tubuhnya terasa lengket karena keringat dan ia takut kalau tubuhnya mengeluarkan bau tak sedap. Yah walau dirinya kembali memakai baju yang pemberian Bik Asih tadi, piyama pink.

Setelah mandi, badannya terasa lebih segar. Divanya menggulung rambut panjangnya agar sedikit rapih juga lebih leluasa membereskan tempat tidurnya dan bekas kompresannya.

Clek!

Divanya yang terkejut langsung menoleh menatap arah pintu. Disana sudah berdiri Altezza dengan keadaan yang sedikit berantakan. Membuat Divanya merasa waspada.

"Kemarilah. Aku membutuhkan mu, Anya."

Deg!

Bersambung....

Tbc.

Shere cerita ini ke yang lainnya ya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALTEZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang