"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau mengerti," Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang menekan.
"Jahat," Ucap gadis itu singkat.
⚠...
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya🙌
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
"Ck! Gadis nakal," gumam Altezza mendapat laporan dari mata-matanya.
Matanya beralih ke seseorang yang memasuki ruangannya. "Altezza! Ada yang memata-matai Justin," seru Farell saat masuk diruangan laki-laki itu.
Altezza langsung menatap Farell. "Bagaimana bisa?" tanyanya. Padahal penjagaan sudah dilakukan kenapa mereka bisa lalai.
"Saya tadi dengar waktu memarkirin mobil, ada dua laki-laki yang bicara bersama temannya dan mendengar, 'benar, justin masih hidup'" ucap Farell dengan menggebu, menirukan ucapan orang yang ditemuinya tadi.
Altezza menggeram. "Kenapa tak menangkapnya?" tanya Altezza geram pada Farell.
"Ck! Bagaimana saya akan menangkapnya? Dia memakai sepeda motor arah pulang. Saat akan menangkapnya mereka tahu dan langsung tanjap gas, ngebut!" kesal Farell karena Altezza seakan ingin menyalahkannya.
"Dia dari kantorku?"
"Sepertinya malah dia salah satu pekerja disini, sebab saya lihat yang belakang tadi memakai jaket tebal, seakan menutupi pakaian kerjanya," jawab Farell.
Altezza menggenggam erat tangannya dan meninju mejanya pelan. "Sial, kita terlalu lengah," desis Altezza.
"Sepertinya hari ini akan ada introgasi dan pemeriksaan setiap sudut kantor ini, takut jika ada penyadap yang terpasang tanpa sepengetahuan kita.
Menundukkan wajahnya berfikir. "Periksalah kantor ini, saya akan ... memulai permainannya," gumam Altezza membuat wajah Farell langsung berubah panik.
•oOo•
"Rando! Ngga usah, gue bisa pulang sendiri. "Ucap Divanya kesal karena Rando memaksanya untuk pulang diantar olehnya.
"Engga Diva, gue ngga mau lo balik sendiri udah malem gini, "Keukeh Rando.
"Ck! Ini belum terlalu malem Rando, masih jam tujuh. Adzan Isya aja belum, "
