Pertemuan Ibu Dan Anak

33 1 0
                                    

Wanita itu menatap dedaunan basah yang masih meneteskan air dari permukaannya. Hujan sudah reda, namun semilir angin setelah hujan membuatnya sedikit menggigil kedinginan. Nyonya Kim harus bertahan sejenak di sana untuk menuntaskan rasa penasarannya terhadap asal usul pria yang berada di sampingnya.

Namun pria itu hanya terdiam sambil merunduk karena sedikit canggung berduaan dengan wanita yang baru saja ia kenal. Mata sipit itu sesekali melirik ke arah Nyonya Kim yang sejak tadi belum membuka suara.

"Sebenernya Ibu ini mau bicara apa denganku?" batin Adrian.

Ya, Anaya dan Nyonya Kim sudah sampai di kota Bogor, dan sekarang Nyonya Kim dan Adrian tengah duduk di gazebo yang berada di taman rumah sakit. Nyonya Kim beralasan mengajak Adrian membeli makanan di kantin rumah sakit.

Nyonya Kim menoleh ke samping, memperhatikan Adrian yang sedari tadi hanya terdiam. Ia pikir, mungkin anak ini merasa canggung berduaan dengannya.

"Siapa nama lengkapmu?" tanya Nyonya Kim seraya bibirnya mengulas senyum simpul.

"Ugh, n-nama lengkap aku?" Adrian mengerutkan dahinya.

"Iya," senyum simpul masih bertahan terpatri di wajahnya.

"N-nama lengkapku Adrian Aditya Putra," balasnya dengan gugup.

"Nama yang bagus, siapa yang memberi nama itu? Maksudku, Ibumu atau Ayahmu?"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Nama yang bagus, siapa yang memberi nama itu? Maksudku, Ibumu atau Ayahmu?"

Adrian mengerutkan dahinya, kenapa wanita ini menanyakan masalah namanya? Aneh.

"Eum kata Ibu sih, Bapak yang memberikan nama itu."

Nyonya Kim hanya diam sambil mengangguk, namun otaknya tengah berpikir keras mencari pertanyaan apa lagi yang harus ia tanyakan pada Adrian, yang sekiranya tak membuat Adrian curiga.

Ia bersyukur karena Bu Rani tak mengenalinya, karena Bu Rani dan Nyonya Kim sebelumnya tidak pernah bertemu. Mereka berdua hanya mendengar dari cerita Pak Firhan saja. Namun ada satu hal yang tak diketahui oleh Nyonya Kim, memang benar Bu Rani tidak mengetahui wajah bekas majikan suaminya dulu, namun Bu Rani tahu nama bekas majikan suaminya. Dan untung saja, tadi Anaya tidak memberi tahu nama lengkap Nyonya Kim pada Bu Rani dan juga Adrian.

"Saya turut berduka cita ya atas meninggalnya Ayah kamu," tangannya terulur menyentuh pundak pria itu

"Ugh, Anda tahu dari mana kalau Bapak saya sudah meninggal?" matanya membulat lucu.

"Kakakmu," balasnya singkat.

Adrian hanya mengangguk, "Oh."

"Adrian?" panggilnya seraya menatap lekat kedua bola mata Adrian.

"Ya?" mata Adrian pun membalas tatapan mata yang kini mulai berkaca-kaca.

"Perasaan apa ini? Kenapa tatapan itu begitu menenangkan?" batin Adrian.

Takdir Cinta (TAMAT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora