Salah Paham

12 1 0
                                    

Anaya memutuskan untuk segera berlalu dari pemandangan yang membuat hatinya hancur, namun sayang ia malah menabrak seseorang yang kebetulan sedang berjalan berlawanan arah.

"Bruk."

"M-maaf saya tidak sengaja," Anaya menyatukan kedua tangannya di depan wajah seraya menunduk memohon maaf.

"Kalau jalan itu lihat-lihat dong, mbak!!" protes pria yang ditabrak Anaya.

"Maaf mas, saya benar-benar tidak sengaja," di mana kebisingan mereka terdengar oleh Jung Yoon dan Jihan.

"Lho, Anaya. Itu Anaya, Jihan! Ayo kita ke sana," refleks Jihan langsung melepaskan rengkuhannya.

"Oh, jadi itu Kak, Anaya. Sepertinya Kak Anaya sedang dalam masalah," mereka bergegas menghampiri Anaya dan pria yang sedang memarahi Anaya.

"Maaf mas, ada apa ya? Kenapa Anda marah-marah sama calon istri saya?" Anaya tersentak mendengar penuturan dari Jung Yoon.

"Apa maksudnya? Kenapa Jung Yoon berbicara seperti itu di depan wanita ini? Dan juga, wanita ini tidak marah sama sekali saat mendengar Jung Yoon berbicara seperti itu. Sebenarnya hubungan mereka itu apa??" batin Anaya.

"Oh, jadi mbak ini calon istri lo, bilangin ya sama calon istri lo, kalau jalan itu pakai mata!!" Jung Yoon mengepalkan kuat kedua tangannya, rasanya gatal sekali ingin menghajar pria yang ada di hadapannya.

"Apa Anda bisa pergi dari sini, kan tadi calon istri saya sudah meminta maaf, apa itu kurang cukup!?" desis Jung Yoon dengan datar.

Pria itu pun langsung melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga, mungkin pria itu masih menyayangi nyawanya, melihat ekspresi wajah Jung Yoon yang datar namun begitu menyeramkan. Seakan ingin menelan hidup-hidup pria itu.

"Anaya, kamu gak papa kan?" namun Anaya hanya terdiam melihat Jung Yoon dan Jihan secara bergantian.

Bukannya menjawab pertanyaan Jung Yoon, Anaya malah balik bertanya, "Dia siapa?"

Refleks Jung Yoon dan Jihan saling menatap bingung, "Oh, kenalin dia Jihan, sepupu aku."

"Halo kak, Anaya. Salam kenal ya," Jihan mengulurkan tangannya seraya senyum manis terpatri di wajahnya.

"Astaghfirullah, maafin aku, Oppa. Aku sudah suuzon sama kamu," batin Anaya.

Anaya membalas uluran tangan dari Jihan. "Salam kenal juga ya, Jihan."

Namun sedari tadi Jung Yoon tak berhenti menatap wajah cantik Anaya, ia sangat rindu sekali pada wajah itu, senyuman itu, dan raut cemburu yang Anaya tunjukan, dan Jung Yoon tak bodoh untuk tidak menyadari itu. Namun ada rasa bersalah dan menyesal yang menyelimuti hati Jung Yoon. Apakah nama ia masih terukir indah di hati Anaya? Apakah Anaya benar-benar menunggunya? Itulah yang menggelayuti pikiran Jung Yoon saat ini.

"Anaya, aku sangat merindukan kamu, sayang," namun Anaya merespon itu dengan isak tangis yang sedari tadi ia tahan.

"Hiks hiks, kamu jahat, Oppa! Kamu jahat!! Kamu tega sama aku! Hiks hiks, kamu meninggalkan aku tanpa memberi kabar!!" Anaya mendorong dada Jung Yoon hingga pria itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Maafin aku, Anaya!?" Jung Yoon tahu ia bersalah, tapi ia terpaksa melakukan semua itu.

"Maaf Kak, bukannya aku mau ikut campur. Kak Jung Yoon melakukan semua itu atas dasar persyaratan dari Mamanya, Kak Jung Yoon," sela Jihan.

"Apa itu benar, Oppa? Tolong jelaskan!?"

"Iya Nay, aku di beri syarat untuk membangkitkan kembali perusahaan yang ada di Malaysia, dan syarat lainnya itu aku tidak boleh memberi tahu kamu, dan selama aku di sana, aku tidak boleh memberi kabar," pria itu menjelaskan sembari menunduk tak berani menatap wajah Anaya.

Anaya cukup kaget mendengar penjelasan dari Jung Yoon, pasalnya itu berbeda dengan apa yang di katakan oleh Nyonya Min.

"J-jadi kamu di sana tidak punya kekasih lagi? Bukannya kamu mau menikah dengan wanita lain?" Jung Yoon mengernyit merasa tidak paham dengan pertanyaan Anaya.

"Menikah? Siapa yang bilang aku akan menikah? Aku hanya akan menikah dengan kamu, Nay!" sudah Anaya duga, ternyata benar Nyonya Min hanya mengelabuinya, agar Anaya dan Jung Yoon benar-benar berpisah. Sungguh licik wanita itu.

"T-tapi Ibu kamu yang bilang, dan Ibu kamu juga menyuruh aku untuk pergi dari hidup kamu,"

Deg.

Jung Yoon merasa ditampar ribuan tangan, ternyata dirinya sudah ditipu oleh Ibunya sendiri, bahkan ia melakukan semua itu karena ada ancaman dari Nyonya Min. Dan Jung Yoon semakin yakin bahwa Ibunya tidak pernah berubah.

~Kalau kamu tidak menuruti persyaratan dari Mama, Mama akan membuat hidup gadis itu menderita!! Dan kamu tahu sendiri Mama tidak pernah main-main dengan ucapan Mama~

~Tolong Ma, jangan sakiti Anaya!! Aku mohon!?--Baiklah, aku akan menuruti kemauan Mama, tapi Mama jangan pernah sakiti Anaya selama aku pergi!!~

~Oke, deal!~

Pria itu tertegun seraya tangannya mengepal kuat, hatinya terasa panas pun matanya yang juga ikut terasa panas. Selama satu tahun ia tersiksa menahan rindu, tapi apa balasannya? Nyonya Min malah melanggar janjinya. Dan untung saja Anaya tidak terpengaruh dan masih setia menunggu cintanya.

"Tapi, aku berusaha untuk tidak percaya dengan ucapan Mama kamu, aku tetap setia menunggu kamu, Oppa."

Jung Yoon menghela napas, berusaha untuk meredam emosinya. Ia tidak mau merusak moment pertemuannya dengan Anaya.

"Kak Yoon, Kakak baik-baik aja kan?" tanya Jihan.

"Iya Kakak baik-baik aja," lalu Jung Yoon kembali menatap Anaya.

"Sayang, makasih ya kamu sudah mau percaya sama aku. Dan untuk perkataan Mama aku itu tidak benar. Mana mungkin aku menikah dengan wanita lain. Sedangkan hati aku hanya milik kamu, Nay!" hati Anaya menghangat mendengar penuturan dari Jung Yoon. Ia merasa bersyukur telah di pertemukan kembali dengan sang pemilik hati. Dan ia berharap semoga setelah ini tidak ada lagi yang menghalangi cinta mereka.

********

Bersambung

********

Takdir Cinta (TAMAT)Where stories live. Discover now