Kekecewaan Yang Mendalam

24 1 0
                                    

"Lho, Jung Yoon? Jadi mobil yang ada di depan, itu mobil kamu?"
pria itu terkesiap berdiri seraya membelalakkan kedua netranya saat melihat Nyonya Kim bertamu ke rumah Anaya, memang benar Anaya itu pegawainya. Tapi, apa hubungan mereka sedekat itu? Apalagi saat kedua netra Jung Yoon melihat Nyonya Kim membawa banyak barang dan makanan, aneh.

"I-iya Tante, tapi kenapa Tante juga--?"

"Jung Yoon, apa Tante bisa bicara sebentar!?" pinta Nyonya Kim dengan wajah serius.

"Huh? I-iya Tante, boleh," wanita itu pun beralih menatap Anaya.

"Anaya, saya permisi sebentar ya!? Ayo Jung Yoon!?" ajak Nyonya Kim seraya melangkah keluar rumah.

Jung Yoon pun mengikuti langkah wanita itu seraya menatap wajah bingung Anaya.

Wanita itu pun berdehem sebelum memulai pembicaraan.
"Jung Yoon, Tante mohon jangan ceritakan soal ini pada siapa pun! Terutama pada keluarga Tante!" pinta Nyonya Kim sambil memelas.

"Tapi, kenapa Tante? Apa ada sesuatu yang Tante sembunyikan dari keluarga Tante!?" tanya Jung Yoon menuntut.

"Maaf, Tante tidak bisa menceritakannya pada kamu--" belum selesai Nyonya Kim berbicara, mereka terperanjat saat mendengar daun pintu terbuka.

"Lho, Nak Jung Yoon sama Bu Kim kenapa di luar? Ayo, masuk!" mereka berdua pun saling tatap lalu tersenyum kikuk.

"Ugh, tidak. Kami hanya sedang ngobrol sebentar," sangkal Nyonya Kim.
Bu Rani pun mengernyit, "Ngobrolnya di dalam saja! Ayo!" ajak Bu Rani.
Mau tidak mau Nyonya Kim langsung masuk mengikuti langkah Bu Rani. Namun Jung Yoon masih tak bergeming, ia tengah menelaah ucapan dari Nyonya Kim.

***

"Adrian di mana, Bu?" tanya Nyonya Kim seraya mendudukkan tubuhnya.

"Ada di kamarnya," balas Bu Rani. Lalu wanita itu menatap Jung Yoon dan Anaya.

"Anaya, Nak Jung Yoon, Ibu tinggal sebentar ya!? Bu Kim, boleh kita bicara sebentar!?" seketika jantung Nyonya Kim berdetak dua kali lipat lebih cepat "Ada apa ini? Kenapa perasaanku jadi tidak enak!?" batinnya.

"Eh, maaf Tante. Saya mau pamit pulang aja, soalnya hari ini saya ada jadwal ke kampus," pamitnya dengan sopan.

"Oh, iya silakan Nak, duh.. maaf ya jadi di anggurin," sesalnya dengan raut sendu.

"Enggak kok Tante, ya udah kalau gitu saya pamit dulu ya, Tante!?" pria itu beralih menatap Anaya dan Nyonya Kim. "Anaya, Tante, permisi?"

"Iya, hati-hati ya, Nak!" balas Bu Rani, sedangkan Anaya dan Nyonya Kim hanya tersenyum seraya menatap pria itu hingga hilang di balik pintu.

"Semoga Jung Yoon bisa menjaga rahasiaku," batin Nyonya Kim.

"Anaya, tolong kamu masak untuk makan siang ya," suruh Bu Rani.

"Baik Bu, kalau begitu aku permisi ke kamar dulu ya!? Mau simpan ini dulu," pamitnya dengan malu-malu.

Bu Rani yang melihat tingkah putrinya pun hanya terkekeh, "Iya, ayo Bu! Kita bicara di belakang saja!" ajak Bu Rani yang mempersilakan Nyonya Kim untuk berjalan duluan.

Wanita itu pun hanya pasrah dengan jantungnya yang berdetak tak karuan, senyum simpul yang berusaha ia terbitkan agar Bu Rani tak menyadari rasa khawatir yang menyelimuti dirinya.

***

***

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Takdir Cinta (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora