Pertemuan Jung Yoon dan Anaya

9 1 0
                                    

Halo para readers kesayangan author 🥰 ada berita bagus nih, di karenakan aku mundur dari event. Maka cerita ini akan aku update sampai tamat di wattpad. Dan kalian bisa mengikuti kisah cinta mereka tanpa harus mengeluarkan cuan🤭 happy Reading 🤗

“Tante, apa kabar?” sapa Jung Yoon pada Bu Rani.

“Lho, Nak Jung Yoon? Kamu sudah pulang?” tanya Bu Rani yang terkejut.

“Iya Tante, baru aja semalam aku pulang. Oh ya, Anaya mana Tante, kok gak kelihatan?” pria itu mengedarkan pandangan mencari sang pemilik hati.

“Oh, Anaya tidak bisa datang, dia sedang sakit,” Bu Rani tersenyum tipis.

“Hah, sakit? Sakit kenapa Tante?” wajah pria itu terlihat sangat cemas.
Wanita itu terkekeh melihat Jung Yoon yang begitu khawatir pada putrinya.

“Alhamdulillah cuma demam biasa kok, mungkin karena kecapekan.”

“Eum habis acara ini aku boleh gak, jenguk Anaya?” tanya pria itu dengan memelas.

“Tentu saja boleh,” tangannya terulur memegang bahu pria itu.

“Kak Yoon, mau ke mana?” tanya Jihan seraya menghampiri Jung Yoon.

“Eh Jihan, Kakak mau ke rumah Anaya,” jawab Jung Yoon. Lalu gadis itu beralih menatap Bu Rani, Adrian dan juga Laras yang tengah menatapnya bingung.

“Mereka siapa, Kak?” matanya beralih lagi menatap Jung Yoon.

“Oh, ini keluarganya Anaya,” kedua netra gadis itu pun membulat lucu.

“Oh, halo? Kenalin namaku, Jihan,” sapanya sembari mengulurkan tangan.

“Halo, Nak Jihan,” balas Bu Rani dengan ramah.

“Kak Yoon, aku boleh ikut gak! Aku mau ketemu sama Kak Anaya!?” rengeknya seraya memegang lengan Jung Yoon.

Pria itu pun menatap Bu Rani meminta persetujuan, “Iya boleh kok, pasti Anaya juga seneng!” ucapnya tulus.

“Yeay, makasih, Tante!?” pekik Jihan seraya menggenggam tangan Bu Rani. Yang lain pun hanya terkekeh di buatnya.

“Sama-sama,” balas Bu Rani tersenyum tulus.

***

“Anaya? Ada tamu nih!” seru Bu Rani seraya menaiki anak tangga menuju kamar Anaya.

Ceklek.

“Sayang?” namun tak ada jawaban dari Anaya, lalu Bu Rani membuka pintu kamar mandi. Dan nihil, Anaya pun tidak ada di sana.

“Ya Allah, Anaya ke mana? Dia kan lagi sakit,” Bu Rani pun bergegas keluar kamar, berniat memberi tahu pada yang lain jika Anaya tidak ada di rumah.

“Adrian, Teteh kamu tidak ada di kamar!” semua orang di rumah itu pun panik.

“Apa? Kok bisa? Bukannya Teteh lagi sakit!?—Ok, Ibu tenang dulu ya! Adrian akan cari, Teh Anaya!” baru saja Adrian ingin melangkah, Jung Yoon menahan pergelangan tangannya.

“Biar aku saja yang cari Anaya!” pinta Jung Yoon memelas.

“Tapi, apa tidak merepotkan?” Adrian mengerutkan keningnya.

“Tidak, aku tahu Anaya pergi ke mana, kalian di sini saja ya! Biar aku dan Jihan yang mencari Anaya,” mereka pun hanya mengangguk, meski rasa khawatir tengah melanda.

“Ayo, Jihan!?” ajak Jung Yoon seraya melangkah pergi keluar.

***

“Sudah mau gelap, lebih baik aku segera pulang,” namun baru saja Anaya melangkahkan kaki, ada seorang anak kecil yang tengah menangis karena terjatuh dari sepeda.

“Hiks hiks, Ibu.. hiks hiks,” isak anak itu dengan tangan yang mengusak matanya.

“Ya Allah dek, apa ada yang terluka? Kok bisa jatuh? Ayo sini Kakak bantuin!” Anaya pun membantu anak itu untuk berdiri lalu membenarkan posisi sepedanya.

“Kamu kok, sendirian aja? Ini udah mau gelap loh? Orang tua kamu ke mana?” tanya Anaya sembari memegang bahu anak itu.

“Bunda sama ayah aku lagi kerja, aku di rumah sama Nenek. Tapi Nenek aku lagi sakit, jadi aku main sendirian di sini,” Jelas anak itu sambil merengut.

“Ya Allah, kasihan sekali kamu, ya sudah Kakak antar pulang ya!?” anak laki-laki itu pun mengangguk.

“Mana, Kak? Kok gak ada!?” tanya gadis itu seraya mencebik.

“Tapi biasanya dia suka main ke taman ini, kok gak ada ya!?” pria itu pun berkacak pinggang sembari mengedarkan pandangannya.

“Ini udah mau gelap loh, kita mau cari ke mana lagi?” alih-alih menjawab, pria itu malah mendudukkan tubuhnya di bangku taman, wajahnya terlihat murung seraya tertunduk sedih.

“Padahal Kakak sangat merindukannya, satu tahun Kakak menunggu momen ini,” gadis itu pun menatap pria itu dengan berkaca-kaca, seakan ia juga merasakan apa yang di rasakan oleh Kakak sepupunya. Jihan adalah putri dari almarhum Tuan Min Dong-Sun, Adik dari almarhum Tuan Min Dae Jung. Dan sekarang ia sengaja pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara pertunangan Araa Dan Hyun. Jihan anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia dan Jihan tinggal bersama Nenek Min dan Kakek Min, namun saat ini Jihan tinggal di Korea karena tengah menempuh pendidikan di sana.

“Kakak yang sabar ya, aku yakin Kak Anaya baik-baik aja,” senyum simpul terpatri di wajah gadis itu seraya memeluk tubuh Jung Yoon dari samping.

Namun dari kejauhan ada seseorang yang tengah menatap mereka dengan tatapan terluka.

“Jung Yoon?” lirih Anaya.

Setelah mengantarkan anak kecil tadi ke rumahnya, Anaya berniat untuk segera pulang dan otomatis harus melewati taman tadi, dan tanpa sengaja ia melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat. Di mana pemandangan itu membuat otaknya berpikir bahwa ucapan Nyonya Min memang benar adanya.

Anaya tak bergeming, ia tak berniat untuk menghampiri Jung Yoon dan gadis itu. Anaya lebih memilih untuk menikmati setiap proses kehancuran di hatinya.

********

Bersambung

********








Takdir Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang