09

171 38 6
                                    

Luna dan Mami sedang semangat-semangatnya menyajikan makanan kesukaan Chio, sejak pagi Chio sudah sangat semangat karena tahu Mami dan Papi pulang.

"Chio manis banget ya sampe siapin bunga buat Mami," sedari tadi senyum mami memang tidak luntur walau tubuhnya lelah karena perjalanan tetapi sikap manis Sachio menyembuhkan lelahnya. "Chio lebih romantis daripada Papi." Ujar Mami sekaligus menyidir Papi yang sedang nikmat ngemil pepaya potong.

"Itu Papi yang suruh Chio." Jawab Papi tak peduli dan seakan benar-benar ia lakukan.

"Boong banget, itu ide Chio sendiri." Bela Luna sebagai saksi Sachio sendiri lah yang menyiapkan bunga untuk Mami dalam rangka hari ibu.

Mami dan Papi akhirnya malah terus bedebat dan mengundang senyum di bibir Luna, lalu perempuan itu melirik jam dan langsung tersadar bahwa harusnya Sachio sudab pulang, anak itu bahkan sudah bilang ia akan pulang sejak satu jam yang lalu.

Tak lama lamunan Luna buyar karen mendengar Mami histeris setelah mengangkat panggilan.

.

Kaki Luna rasanya sangat lemas ketika ia mendapat kabar Sachio dilarikan ke rumah sakit setelah anak itu menjadi korban tusuk oleh begal. Disampingnya ada Mami yang bahkan masih histeris dan terus-terusan menangis, sedangkan Papi masih berjalan cepat dengan wajahnya yang terus menunjukkan cemas.

Mereka ingin langsung menjenguk Sachio tetapi seorang perawat mengatakan dokter ingin bertemu dengan keluarga Sachio.

"Bagaimana keadaan Sachio, dok?" Tanya Sena Mahajaya begitu berhadapan dokter yang seusia dengannya.

"Setelah pemeriksaan dengan menyesal kami mengatakan bahwa keadaan sachio cukup parah, tusukan benda tajam di punggung Sachio sampai melukai liver, kami memang sudah coba tangani tetapi kita masih perlu memantau lagi bagaimana keadaan Sachio, jika keadaannya memburuk kita perlu melakukan operasi lagi dan Sachio harus segera mendapat donor." Mendengar penjelasan itu Mami menangis lebih keras, sedangkan jari-jari Luna bergetar selain karena cemas dan takut kehilangan Chio ia juga sedang menahan tangis.

"Lalu?" Papi adalah satu-satunya yang masih bisa berbicara dengan lancar walaupun raut wajahnya menunjukan kecemasan.

"Saya sudah mendaftarkan Sachio untuk jadi penerima donor untuk jaga-jaga karena keputusan operasi kedua membutuhkan waktu. Selain itu, apakah ada keluarga atau kerabat yang sehat dan memenuhi syarat donor yang bersedia mendonorkan sebagian livernya untuk Saudara Sachio?"

Dokter lalu menjelaskan syarat orang yang menjadi pendonor adalah yang memiliki golongan darah yang sama, Papi dan Luna langsung lemas karena golongan darah mereka berbeda dengan Sachio sedangkan Mami dengan tatapan mengharap langsung mengatakan bahwa dia sehat dan memiliki golongan darah yang sama. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu tidak peduli dengan resiko-resiko lainnya jika ia menjadi pendonor karena yang ia inginkan Sachio selamat.

.

Ruangan ICU yang khas dengan suara mesin, tabung oksigen, dan bau obat yang kuat ditempati oleh Sachio yang masih belum sadarkan diri, disana juga ada Luna dengan sorot mata hancur tengah menggenggam tangan anaknya.

Tangan yang dulu sangat mungil itu kini sudah lebih besar tadi tangan Luna sendiri, sejak tadi rapalan doa terus ia panjatkan dalam hatinya. Rasanya doa yang terus ia rapalkan hari ini jika dijumlahkan setara dengan doanya seumur hidup. Luna bahkan meminta pada Tuhan untuk mengganti posisinya dengan Sachio, tak masalah ia yang sakit asal Sachio sehat. Air matanya terus turun begitu ia tak bisa membantu apapun.

Ketakutan itu benar-benar di depan matanya, "Chio harus bangun ya, Chio anak kuat, Chio jangan pernah tinggalin Mama." Bisik Luna lirih sambil mengecup pipi Sachio lembut.

Kalau kamu pergi, gak ada lagi alasan Mama hidup.

Sentuhan di punggungnya membuat Luna terkejut, "Keputusan dokter udah keluar, kita ngobrol dulu ya sama Papi di luar." Ternyata itu Mami, Luna menurut dan dengan hati berdebar keluar ruangan Sachio.

Papi ternyata menunggu di taman rumah sakit yang sepi di malam hari, melihat ekspresi lelaki tua yang semakin muram membuat rasa takut dalam diri Luna semakin meningkat.

"Saluna, katakan pada Papi siapa nama lengkap lelaki itu," ujar Papi tegas sampai menatap anak semata wayangnya dengan tatapan memohon. "Menurut keputusan dokter, Sachio harus melakukan operasi kedua dan harus mendapat donor segera, Mami walaupun sehat dan punya golongan darah yang sama tidak bisa menjadi pendonor karena ukuran liver mereka terlalu berbeda."

"Luna dengar bagaimanapun dia ayah biologis Chio, setidaknya dia punya kewajiban untuk menolong anaknya, kalau kamu gak mau berhubungan dengannya lagi gakpapa, biar Papi yang urus tapi beri tahu nama lengkapnya."

"Dia harus menolong Chio. Demi Tuhan, Papi akan melakukan apapun demi kesembuhan Chio."

.

22 Desember 2010

Dari Sachio buat Mbak Saluna

Karena Mami nggak di rumah, aku jadinya bilang ke mbak aja, selamat hari ibu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena Mami nggak di rumah, aku jadinya bilang ke mbak aja,
selamat hari ibu

❤️I love u

Ekspresi Luna pas baca;

Ekspresi Luna pas baca;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


...

Jadi si papi emg langsung kepikiran bapaknya chio buat donor karena sadar badannya yg bongsor pasti turunan bapaknya.

Kenapa papi gak tau siapa bapaknya chio nanti di jelaskan di chap selanjutnya.

Tbh aku kemungkinan gak akan update sesering kemaren-kemaren, tapi aku usahakan setiap minggu bakal up, soalnya ada yang perlu aku bereskan di rl.. teruss jangan lupa vote dan komennya.

Tambahan, jika ada yg kurang atau agak aneh di masalah medisnya aku minta maaf ya, aku sudah diskusi sama temen yang jurusan kesehatan, terus aku baca juga beberapa artikel, dan terbayang dari drakor medis kalau memang ada yg terlalu melenceng boleh di kritik, thanksss

Selamat tahun baru semuanya🎉 aku gak akan mengharap yang muluk tapi semoga kita semua selalu diberi kesehatan ❤️❤️

Bitter LoveWhere stories live. Discover now