10

206 46 24
                                    

2004

Luna ambruk dikursi dengan tangisan menyakitkannya, kemarahan, kesakitan, kekecewaan menyatu begitu ia sadar Sky ternyata setuju dengan keinginan Rachel untuk membunuh anak mereka, tangan Luna mengelus perutnya lembut dengan perasaan sesak.

Lalu malam itu juga hanya dengan pasport dan tas kecil berisi dompet Luna pergi menuju bandara tujuannya satu, California, tempat Mami dan Papi kini berada. Luna tahu ia akan mengecewakan orangtuanya tetapi ia benar-benar tak punya tempat untuk berlindung selain keduanya.

Untungnya, ia langsung dapat tiket dan lepas landas tak lama kemudian.

Luna pergi meninggalkan Indonesia sekaligus kebencian tumbuh subur pada Skyler dan ibu lelaki itu.

Ia bersumpah akan merawat anaknya dengan baik dan tidak akan membiarkan Sky bertemu dengan anaknya.

Luna sampai dikediaman orangtuanya setelah 22 jam perjalanan tentu dengan mata merah dan keadaan yang jauh dari kata baik membuat Mami dan Papi kaget bukan main.

"Kamu kenapa?" tanya Mami dengan mata berkaca-kaca.

Luna berlutut dihadapan keduanya, "Maafin aku Mi, Pi, maaf. Aku hamil, tolong bantu aku dan anakku, Mi."

Papi marah bukan main, "APA KAMU BILANG?! SALUNA! BANGUN BILANG DENGAN JELAS, BILANG INI BECANDA!" Papi marah bukan hanya pada putrinya tetapi ia paling marah pada diri sendiri karena tidak bisa menjaga putrinya dengan baik.

"Maaf, maafin Luna." Tangis Luna dan Mami meledak semakin membuat emosi Papi tidak terkendali.

"Siapa cowok itu?! Kasih tahu Papi, Luna!" Sena Majahaja menyentak Luna dengan tajam.

"Dia menginginkan aku membunuh anakku Pi, aku gak mau! Aku mau bertanggung jawab, aku mohon maafin dan bantu aku." Luna memeluk kaki Papi dengan erat, demi tuhan hati Papi sangat sakit melihat keadaan Luna.

"Kalau Ayahnya saja tidak menginginkan anak itu, kamu pikir Papi menginginkannya? Luna kamu bisa menggugurkannya dan Papi akan memaafkan kamu." Jawaban Papi membuat Mami menatapnya tajam sedangkan Luna semakin memperrat pelukan pada kaki papinya.

"Mas-"

"Jangan Pi, aku mohon jangan suruh aku jadi pembunuh, Pi aku akan ikutin semua kemauan Papi tapi tolong bantu aku rawat anakku."

Dengan itu Papi memberikan syarat agar Luna selanjutnya menjadi penerus perusahaan keluarga yang awalnya sempat di tolak gadis itu, serta anak dalam kandungan Luna tidak boleh berstatus menjadi anak Luna gadis itu harus memilih menjadikan status anaknya sebagai anak asuh karena akan dibesarkan di yayasan anak milik keluarga Mahajaya atau memilih bayi itu jadi adiknya dimata negara.

Luna bersedia melepas mimpinya di permusikan juga memilih bayi yang dikandungnya menjadi adiknya, setidaknya Luna bisa merawat anak dan dekat dengan anaknya kan? 

Pada masa kehamilan hanya Mami yang support, Papi masih marah dan bersikap dingin hingga Sachio lahir hati Papi terketuk, Papinya yang Luna pikir akan membenci Sachio menjadi sangat menyayanginya.

.

Hari senin artinya kembali ke kantor untuk mengurusi pekerjaan, itulah yang dilakukan Sky pagi ini selaku direktur keuangan di perusahan milik keluarganya. Jabatan Sky tidak akan lebih tinggi dari direktur keuangan karena diatas lelaki itu diisi oleh Brian Dewangga dan Dhiya Dewangga selaku anak Sanjaya dengan istri pertamanya Desi Andini. Sedangkan, Rachel ibunya Sky adalah orang ketiga sekaligus hanya istri kedua yang memiliki ambisi besar untuk memiliki hak yang sama dengan Desi, sayangnya tidak akan pernah bisa.

Bitter LoveWhere stories live. Discover now