chapter 30

149 36 17
                                    

"hal yg paling di rindukan adalah

Rumah yg utuh"

~author

Setelah Fajri sudah memastikan kalau kedua temanya pulang, ia pun mulai mangambil nafas panjangnya, dan berusaha berpikir positif akan apa yang terjadi.

***
Dilain sisi, ternyata ada seseorang yang memantau dan memperhatikan gerak gerik pemuda itu dari tadi, entah mengapa langkah kaki dan hatinya membawanya ketempat kediaman pemuda ini.

"Ngapain gue kayak gini? Kenapa gue rasanya ingin menariknya untuk tidak memasuki jurang yang menyakitkan itu" Monolognya yang masih memperhatikan pemuda itu tengah mengambil ancang-ancang untuk masuk rumah.

Terlihat jelas olehnya, bahwa pemuda itu sedang takut untuk masuk kerumahnya karna dia dari tadi memuas muas kan diri untuk mengatur nafas.

*****

Akhirnya pemuda ini pun memberanikan diri untuk memasuki rumahnya ternyata di dalam rumah nya sudah berkumpul semua di ruang tamu, ia pun mengucapkan salam

"Assalamualaikum" ucap fajri

"Wa'alaikum salam" hanya Shandy yg menjawa.

Fajri terdiam kikuk ditempat karna dari melihat raut waja papanya yg seperti orang memendam kemarahan dan fenly yg nyengir, sedangkan shandy hanya diam saja tak melihat kemana² akan kah ada sesuatu terjadi yang tidak di inginkan.

"Hm,, bagus udah merasa hebat kamu sekarang? Udah berani kamu membantah ucapan saya ha! " Ucap papanya dengan suara sedikit membentak.

Sedangkan fajri semakin terpelonjak takut, kini tidak hanya hati yang bergetar tapi juga seluruh tubuhnya, sehingga ia berkeringat dingin.

"Kalau orang ngomong diliat orangnya, trus jawab juga" Ucap fenly ingin mengompori.

Mendengar ucapan fenly ia memberanikan diri mengangkat kepalanya dan melihat ke arah wajah papa nya dan berucap.

"E_emang Aji sa_salah apa?" Tanyanya gugup jujur saja ia sedang ketakutan saat ini.

" Kamu masih nanya salah kamu apa? Ha! Masih nanya kamu?" Balas papanya tegas.

Pemuda itu hanya membalasnya dengan anggukan kepala pelan, dan ia kembali menunduk.

"Saya sudah bilang, tidak ada yang namanya main basket atau semacamnya, tapi apa? Tapi apa yang kamu lakukan diluar sana ha! " Jawab papanya sangat tegas dan suara Sedikit kencang
Sehingga orang yang memantau kejadian itu dari luar bisa mengetahui kalau didalam sedang tidak baik-baik saja.

"Ma_ maaf sebelumnya, tapi,,, kalaupun Aji main basket ngak ada salahnya bukan? Emang ada apa dengan basket? Kenapa Aji ngak boleh memainkanya" Tanya Fajri memberanikan diri.

"Oh lo udah berani ngejawab sekarang? Ha! " Bentak fenly lagi-lagi mencoba mengompori.

PLAK

Satu tamparan berhasil ia dapatkan dari kepala keluarga rumah itu, siapa lagi kalau bukan papanya.

"Oh jadi,,, kamu udah mulai berani melawan saya, kamu lupa kalau selama ini kamu saya yang nanggung hidup kamu yah, walaupun saya sebenarnya tidak sudi" Ucap papanya

Ucapan tersebut membuat Fajri merasakan dihantam batu besar sampai sangat mengayat hati.
Fajri hanya menunduk dan berusah menahan rasa sedih yang sangat dalam ini, berusaha menahan air mata yang tertahan dipelopak mata nya Jujur kini bukan hanya pipi nya yg merasa perih tapi hati nya jauh lebih perih.

"Kenapa kamu diam, baru sadar ha! " Ucap papanya lalu mendorong tubuh fajri sehingga punggung belakanya terpental kedinding yang membuat ia meringis kesakitan.

Fajri and FamilyWhere stories live. Discover now