chapter 31

138 33 16
                                    

"akan saya ingat siapa yg mengulurkan tangannya
saat saya di bawah dan
menginjak saat saya pasrah"


~author

Malam hari telah tiba, fajri baru sadar menatap heran disekelilingnya, mengapa ia merasa asing dengan ruangan yang ia tempati ini. Dirinya duduk dan menyadarkan diri ditempat sandaran ranjang tersebut, sambil melirik kesekitar ruangan siapa tahu ada petunjuk tentang ruangan ini.

Tak lama terdengar bunyi knop pintu, yang artinya ada seseorang yang ingin masuk.
Tak lama masuklah seseorang yang fajri cukup kenali yaitu sahabat dari kakak nya fenly yaitu gilang

Gilang masuk keruangan itu dengan senyum yang tak luntur, sambil membawa napan yang sudah jelas berisi bubur dan obat yang dikonsumsi.
Yah karna gilang sempat menyuruh dokter ke rumah dan memeriksa fajri dan kepala Fajri pun sudah terikat dengan perban yg menutup luka di keningnya, tidak lupa dokter itu menulis resep obat yang harus fajri konsumsi

"Bang gilang, kok ada lo? Trus kenapa aku disini? " Tanya fajri heran dan merasa takut entah lah seperti nya dirinya takut ketemu orang²

"Iya lo ada disini (karna tempat ini lebih bisa menerima lo) Lo gak usah takut ya" Balas gilang namun ditengah kalimat ia hanya membatin

"Ini rumah lo bang? " Tanya lagi memastikan dan gilang mengangguk

"Trus kenpa gue disini? Perasaan gue belum pernah datang atau main ke rumah lo bang" Tanya fajri heran dan mau tidak mau gilang menceritakan kejadian dimana ia bertemu fajri yang pingsan di jalan

"Oo,,, gitu, maaf  bang gue jadi ngerepotin lo? tapi gak ada yg tau kan kalau gue di sini" Ucap fajri merasa bersalah dan memastikan bahwa dirinya berada di tempat yg aman dari keluarganya

"Dih, sanstai aja kali, kayak sama siapa aja, Lo ada di sini cuman gue yg tau dan fenly jugak gak tau soal ini" Balas gilang

"Udah mending lo makan ni habis tu baru kita ngobroo lagi" Lanjut gilang sambil menyondorkan bubur tersebut

Tak berselang lama fajri telah usai, yah walau dengan paksaan, karna tidak enak dengan gilang yang sudah menyiapkan bubur ini.

"Udah ni obat lo" Ucap gilang sambil memberikan tiga pil dengan jenis yang bebeda,

Fajri yang melihat obat itu menelan salivanya kasar, karna merasa tidak akan mampu menelan obat yang berbentuk pil serta bulat dan setengah lingkaran itu apalagi obat itu terbilang cukup besar²

"Iya makasih ya bang, nanti gue minum" Elak fajri yang tidak ingin meminumnya, yah karna ia tidak terbiasa, dan slalu memiliki kebiasaan jika disuruh minum obat, ia akan menyembunyikanya dibawah bantalnya.

"Ngak bisa nanti, harus sekarang, karna kalau nanti ada lagi sesi jam minum obatnya" Jelas gilang lalu meletakan pil itu ketangan fajri, dan mendekakan tangan fajri ke arah mulutnya, seperti mengisyaratkan untuk iya segera meminumnya.

Saat gilang makin mendorong tangannya, fajri langsung menurunkan tangannya itu,

"Udah bang, gue tahu ni obat harus diminum, jadi lo tenang aja gue nanti pasti minum" Bohong fajri

"Emang apa susahnya sih kalau sekarang, lagi pula itu obat harus diminum saat lo baru sadar, itu kata dokter yang memeriksa lo tadi" Jelas gilang namun kali ini terdengar lebih tegas

Fajri yang mendengar nada bicara gilang menyidik ngeri, karna selain suara tegas matanya juga menajam kearahnya.

"Hm_ gu_ gue ngak pernah biasa minum beginian, apalagi langsung tiga kayak gini" Akhirnya fajri betkata jujur

Fajri and FamilyWhere stories live. Discover now