chapter 42

152 26 12
                                    

~author

^Gilang^

Saat mendengar ucapan fenly yang menyebutkan fakta akan posisinya yang tidak begitu penting di kehidupan fajri, ia terdiam mematung ditempat.

Kata tamparan itu membuat ia ingin rasanya pulang kerumah dan menghapus Kekhawatiranya terhadap fajri.

Di rumah Gilang kini ia hanya mampu meratapi nasib nya yg menyedih kan padahal ia telah memperlakukan Fajri seperti adek nya sendiri tapi dengan seenaknya fenly mengambil paksa Fajri dari nya tapi mau gimanapun Fajri tetep lah keluarga mereka, ia tidak bisa berbuat banyak ia hanya mampu mengiklaskan segalanya.

Kini ia memasuki kamar yg di tepati Fajri dalam beberapa hari ini, ia duduk di tepi kasur itu sambil sedikit tersenyum

"Ji sebenarnya gue gak ikhlas Lo balik lagi ke keluarga Lo, tapi gue jugak gak bisa egois, karna mau gimanapun gue bukan siapa-siapa nya Lo, gue harap gak ada kejadian seperti dulu lagi dan Lo bisa merasakan kehangatan keluarga Lo lagi" lirih Gilang dan tak sadar ia melihat sebuah frem foto keluarga Fajri, ia bingung harus mengembalikan nya atau nggak, karna kalau ia ke rumah itu pasti ia semakin tidak bisa mengiklankan Fajri tinggal bersama keluarga nya

Tiba tiba ia teringat akan penyakit yg di derita Fajri, apa sebaiknya ia harus memberitahu akan hal ini keluarganya atau tidak? di karenakan ia pun tidak bisa mengawasi dan mengontrol Fajri sedetel dulu lagi

"Ya gue harus bilang sama mereka semua, ini demi kebaikan Fajri dan kalau mereka tidak mau mengurus Fajri gue akan ambil balik" ucap Gilang udah memutuskan untuk memberi tau akan penyakit yg di derita fajri dan ia pun bergegas pergi menuju rumah Fajri

****

Di kamar Fajri kini zweitson dan Fiki sudah masuk ke kamar nya mendapati Fajri di toilet sedang menarik narik rambutnya lagi, mungkin penyakitnya sedang kambuh lagi, zweitson berusaha menenangkan Fajri agar dia bisa melepaskan tarikan rambutnya

Fajri menjerit tanpa bersuara dia menahan sakitnya agar Shandy dan fenly tidak mengetahui kalau ia memang sedang sakit sekarang ini

"Astaga ji kamu kenapa jadi gini, udah ya jangan di tarik lagi udah udah" ucap zweitson yg shock namun sambil berusaha menenangkan Fajri

Fiki shock melihat keadaan sahabat nya ini ia teringat dengan sodara nya yg menderita kangker dan sekarang sudah meninggal, dulu sodaranya jugak sering sakit kepala dan menarik narik rambutnya sendiri, ia tau betul akan penyakit ini, ia tidak mau Fajri bernasip sama seperti sodaranya itu ia tidak mau merasakan kehilangan untuk ke dua kali nya, mata Fiki sudah mulai berkaca kaca sekarang ini, karna ia harus menyaksikan penderitaan ini untuk kedua kalinya

"Fik kenapa Lo jadi nangis, bantuin aji bawa kekasur" ucap zweitson menghentikan lamunannya

Setelah zweitson berkata seperti itu ia mulai menghapuskan air mata yg keluar dari pelopak mata nya kemudian mendekati Fajri dan menggendong tubuh Fajri menarok nya di atas ranjang

Fajri ia masih merasakan sakit nya yg tak henti henti ia ingin menarik rambut nya lagi namun tangan nya di cegat oleh zweitson

"Sakit son, gue gak kuat" ucap nya lirih air mata yg mengalir baju nya udh basah oleh keringat, bisa di rasakan bahwa ini bener bener sakit

"Iya gue tau, makan nya jangan di tarik lagi rambut udah banyak yg rontok, lebih baik Lo tarik rambut gue atau cubit tangan gue, untuk menganalisir rasa sakit yg Lo rasakan" ucap zweitson, dan ucapan nya di denger Fajri dan alhasil Fajri menarik rambut zweitson berkali kali di saat ia bener bener tidak tahan dengan sakit nya, zweitson tidak bergeming

Tak lama kini pemuda berambut gondrong mengetuk pintu kamar Fajri untuk membawakan minuman terlebih dahulu nanti baru ia bawakan sarapan atau cemilan

Tok tok tok, Shandy sudah mulai mengetuk pintu itu

Fajri and FamilyWhere stories live. Discover now