chapter 44

171 32 14
                                    

"Dalam keluarga tidak ada yg namanya menjatuhkan, Semua hadir untuk membangun. Jangan pernah melupakan keluarga mu karna mereka lah satu satu nya harapan yg tersisa apabila kamu berada dalam keterpurukan"

~author

Sehabis Pulang sekolah, mereka benar-benar bermain basket sesuai keinginan fajri, mereka menghabiskan waktu seperti biasa yang mereka lakuin.

"Udah ah,, capek gue" Gerutu fiki lalu duduk lesehan dilapangan

"Hm,, iya nih lumayan capek" Balas Zweitson dan ikut lesehan

"Yaelah,, baru gitu doang udah capek aja" Balas fajri tapi ia juga ikut lesehan.

Fajri mulai membaringkan tubuhnya dilapangan basket itu, memejamkan  mata dan menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Melihat kedamaian yang dilakukuan fajri, dua temanya juga melakukan hal yang sama hingga membentuk segitiga diposisi tidur mereka, dimana ditengah kepala mereka diletakan bola basket.

"Gue senang banget bisa temanan sama kalian, bisa ngelakuin yang gue suka bareng kalian" Ucap fajri tanpa sadar

"Hmm,, benar,, gue juga senang banget ngabisin waktu remaja gue bareng kalian" Timpal Zweitson

"Hmm,, kalau gue,,, ya senang aja sihh,, apalagi gue bisa jadi diri gue sendiri bareng kalian" Lanjut fiki.

Lapangan itu menjadi saksi akan pertemanan mereka, betapa bermaknanya bola oren yang menyatukan mereka, dan betapa tenang dan mudahnya melupakan kesedihan dengan bermain basket

"Hm,, kok jadi melow,,, sihhh ah,, bikin gue laper aja" Dumel fiki lalu merubah posisi menjadi duduk

"Yaelah fik, lo mah,,, ngerusak suasana aja" Dumel Zweitson dan ikut merubah posisi menjadi duduk.

"Yaelah,,, emang lo berdua ngak laper, pulang sekolah kita langsung main, gimana ngak lapar coba" Dumel fiki

"Emang udah jam berapa, baru juga bentar rasanya kita ngumpul" Ucap fajri yang masih diposisi ternyamannya

"Udah lama ini, udah mau setengah lima" Balas fiki sambil melirik jam.

"Baru juga setengah lima,, eh,, astaga!! " Ucap fajri baru ingat dan langsung tegak berdiri.

"Ke_ kenapa? " Tanya Zweitson khawatir.

"Kak fenly, bisa diomelin ni gue" Balas fajri lalu berlari ketepi lapangan mengemasi barangnya, dan bersiap-siap pergi untuk menjemput fenly

*****

Kampus^

Ternyata bener sosok pemuda berkulit putih ini sedang menunggu adik nya yg tak kunjung menjemput nya

"Huh,,, lama bat tu bocah" Dumel fenly didepan gerbang.

"Nungguin siapa sih lo? Lo ngak bawak motor? Mau bareng  gue aja ngak? " Tawar gilang padanya.

"Ngak usah lo duluan aja" Tolak fenly karna ia masih risih akan temanya ini, karna sudah banyak ikut campur urusan keluarga nya.

"Lo masih marah sama gue? Tapi gue ngerti sih kenapa lo marah, tapi gue harap lo juga ngerti kenapa gue ikut campur" Ucap Gilang

"Ma_ maksud lo? " Tanya fenly heran

Belum sempat dijawab gilang, orang yang fenly tunggu tiba, dan ia menghampiri mereka berdua.

"Sorry kak, gue keenakan main basket" Ucapnya dengan cengiran.

"Sirry kik, gie keinikin main biskit" Ucap fenly sambil menirukan omongan adiknya.

Fajri and FamilyWhere stories live. Discover now