◄• 12 •►

5.4K 886 98
                                    

Absen dulu, part ini udah muncul belum setelah banyak kendala?

*****

Plester dikening dan lengan yang diperban sepertinya tidak cukup menjadi bukti bahwa sesuatu telah terjadi di satu malam.

Perempuan dengan rambut hitam panjang menjuntai menghalangi jalan Hazel dan Aruna. Kaynara dan dua temannya menghadang jalan Hazel hanya untuk bertanya pertanyaan yang menurut Hazel tak berbobot sama sekali.

"Bang Hazel, kenapa gak dateng kemarin malem?"

Aruna, perempuan yang sedang dituntun oleh Hazel itu meringis nyeri pada kakinya. Aruna menatap Kaynara kesal, yang ditanya hanya Hazel? Terbaca sekali maksud perempuan itu.

"Minggir." suara rendah Hazel terdengar setelah lelaki itu mendengar ringisan perempuan yang ia bawa.

Kaynara menggeleng, "Jawab dulu. Bang Jaden sama yang lain dateng, tapi kenapa lo gak dateng?"

"Mata lo bu—"

"Eist... Rame, nih." penengah emosi yang bernama Jaden berhasil menjadi pahlawan agar sebuah bom tidak meledak. Tangan Jaden merangkul bahu Hazel dan pandangannya lurus kedepan.

Dibelakang Hazel ada Raja, Kalandra dan Athan yang datang bersama Jaden. Raja langsung menghampiri Aruna untuk menanyakan keadaan.

"Loh, Na. Ngapain sekolah? Jalan aja belom lurus malah maksain masuk."

Aruna meringis, "Kaki gue perih banget ini berdiri mulu."

Hazel pun mengeratkan pegangannya pada pinggang Aruna lalu melangkah pergi dari kerumunan yang dibuat perempuan bernama Kaynara.

"Eh, belom dijawab—"

"Kirain calm girl ternyata caper girl." celetuk Kalandra menatap rendah Kaynara yang memandangi perginya Hazel.

Beralih ke Hazel berada.

Lelaki itu ternyata membawa Aruna bukan ke kelas, melainkan ke UKS. Ia rasa Aruna lebih baik berada di UKS daripada membuatnya repot.

"Kok kesini? Udah mau bel, kacang." ujar Aruna mendongak menatap Hazel yang baru saja mendudukkannya diatas brankar.

Hazel menghembuskan nafas kemudian kepalanya mencari penjaga yang biasanya siap sedia di UKS.

"Masih pagi, Hazelnut. Mending kita ke kelas aja, yuk?"

Ck.
"Lo diem."

Hazel pun melangkah keluar ruang UKS meninggalkan Aruna yang menerjap bingung melihat Hazel. Lelaki itu sebenarnya ingin melakukan apa? Kenapa kelihatan kebingungan?

Diluar UKS, mata hitam kecoklatan milik Hazel berkelana mencari seseorang. Saat menemukan seseorang yang hendak melintas lewat, Hazel segera menahan.

"Lo." perempuan berhijab yang mendengar suara Hazel berhenti menoleh menatap Hazel sekilas kemudian kepalanya menunduk.

"Siapa?"

"Iya, lo. Tolong cariin anak PMR, ada yang sakit."

Perempuan tersebut mengangkat satu tangannya dengan sopan, "Aku anak PMR,"

Hazel terdiam lalu membuka jalan untuk perempuan tersebut masuk. "Kasih pereda nyeri aja, ada?"

Kepala dengan jilbab putih menutup semua rambut itu mengangguk, "Nanti aku cek dulu."

Hazel mengangguk kemudian pergi menuju kelasnya.

•••

Ceklek.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang