◄• 49 •►

4.4K 1K 177
                                    

Endingnya mau di part berapa, cinta?

Alur acak and happy reading!

• ° •  ♡ • ° •

Pukul 8 pagi, hari yang seharusnya dipakai untuk beristirahat dari padatnya hari hari biasa tidak berlaku dengan satu keluarga ini.

Keluarga Bumi sudah sibuk dengan banyak persiapan acara reuni sederhana. Hanya berkumpul sederhana saja Bumi dan Fazura mengusahakan untuk memperindah halaman belakang rumahnya dibantu tiga anaknya yang dipaksa bangun pagi untuk membantu.

Acara reuni diundur menjadi hari ini, bukan kemarin. Alasannya karena sebuah miskomunikasi antara anggota grup. Padahal sudah jelas tanggal terpampang di ajakan reuni tersebut, tapi Leo yang memang merupakan laki-laki yang sibuk itu malah mengira reuni dilakukan besok harinya sebab dirinya kemarin itu masih berada di Bali, hari terakhir honeymoon nya yang ke-4.

Akhirnya acara reuni dirombak Bumi menjadi acara yang ramai sekalian. Dibiarkan semua anak anak teman temannya berkumpul disini. Bahkan Bumi menyuruh Glen yang istrinya baru melahirkan 7 hari lalu itu membawa bayinya kesini. Biar semakin ramai, katanya.

Pagi ini, pria dengan celana sependek lutut menghela nafas saat bokongnya menduduki kursi taman yang tersedia disana. Bumi mengusap peluh keringat yang menetes di keningnya lalu tangannya mengibas membuat angin manual untuk mengipasi wajahnya yang terasa panas.

"Capek, Pa?" tanya Jaden saat anak pertama Bumi itu selesai melipat kertas origami menjadi kincir angin.

Bumi menoleh, "Itung itung olahraga. Kamu udah dapet berapa banyak kincirnya?" tanya Bumi menghampiri Jaden.

"Gak tau, banyak." jawab Jaden melihat hasil buatan tangannya sendiri tanpa bantuan siapapun.

"Pa," suara lain terdengar. Hazel datang dengan keadaan segar sehabis mandi dan penampilan lelaki itu rapih seperti hendak pergi.

Hazel menghampiri Papanya, "Aku boleh bawa Aruna kesini?"

Jaden berdecih, "Bilang aja lo mau nempel sama Aruna, pake modus dibawa kesini lagi." cibir Jaden sembari mengoles lem pada kertas origami yang sudah dibentuk.

Hazel tak menanggapi, kaki lelaki itu menendang pinggang Jaden yang memang ada disebelah kakinya dengan pelan.

"Bawa aja, nanti Rangga sama Leo bawa anak juga. Biar ngabisin makanan dirumah." Bumi menjawab pertanyaan Hazel. Biarkan saja, dirinya juga belum melihat Aruna dengan jelas saat itu, siapa tahu dirinya bisa mengenal pacar anaknya dengan baik hingga akarnya.

Hazel mengangguk lalu mengulurkan tangan untuk salim.

"Tangan Papa kotor. Berangkat aja sana."

Hazel pun berbalik, belum jauh dirinya kembali menoleh menatap Bumi dan Jaden.

"Papa kalau capek istirahat, kasih kerjaannya ke Jaden aja."

Mendengar itu Jaden menggerutu sebal diam diam. Dirinya saja yang hanya duduk duduk seperti ini sudah merasa punggungnya pegal. Maklum, kaum jompo sebelum waktunya.

Beralih ke Hazel, lelaki itu melangkah menuju dapur untuk pamit pada Mamanya yang sedang memasak bersama Camella.

"Mama, aku jemput Aruna dulu." ucapnya mendekati sang Mama.

Fazura menoleh mengangguk dengan senyum manisnya. "Hati-hati. Oh iya, Mama sekalian nitip beliin bolu gulung tiga, ya. Bisa?"

Hazel mengangguk. "Tapi agak lama gak apa apa, Ma?"

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now