◄• 25 •►

5.5K 1.2K 468
                                    

Hati hati, part ini berbahaya.
Pokoknya maaf atas banyak kesalahan serta beberapa kontra.

• ° • ♡ • ° •

Gelisah.
Perasaannya tidak tenang.

Hazel melangkahkan kaki memasuki gang dan dirinya sampai ditempat yang sudah jarang ia kunjungi. Tempat para kucing liar yang ia biayakan hidupnya.

Hazel berjongkok, dibukanya makanan kering untuk kucing yang ia beli kebanyakan. Pikirannya sedang tidak baik baik saja.

"Kalian sehat, 'kan?" dijawab atau tidak, Hazel tetap berbicara. Matanya bergerak menghitung kucing yang berkumpul menatapnya, seolah tahu kalau Hazel adalah pemilik mereka.

Dirasa pas semuanya ada 11 ekor, Hazel pun mulai membagikan makanan tersebut ke banyak tempat makan.

"Selamat makan." ucapnya.

Setelah memberi makan, Hazel tak langsung pergi. Laki laki itu memilih untuk menatap para kucing kecil dan kucing dewasa yang sedang tenang makan tanpa ribut ataupun berebut.

"Kalian tau gak apa itu cinta?"

Hazel menjilat bibirnya yang kering, "Kata Jaden, detak jantung yang gak wajar didepan cewek kayak Aruna itu namanya cinta." kepalanya mendongak menatap langit malam yang tenang dihiasi banyak bintang. "Tapi gue gak tau cinta itu kayak gimana."

"Gimana kalo cinta yang dimaksud Jaden itu ternyata cuma rasa sakit? Gue takut dosa nyakitin Aruna."

Meong..

Hazel menunduk melihat anak kucing mendekat kearahnya, ia mundur karena anak kucing itu mendekat.

Hazel mengeluarkan sebuah pasta snack kucing, ia membukanya lalu ia ulurkan untuk si kucing kecil itu.

"Jangan deket deket, gue takut."

🥜🥜🥜

Jelajah malamnya berlanjut.
Hazel melajukan motornya dengan kecepatan sedang melintasi jalan raya yang lenggang, hanya beberapa mobil dan motor yang lewat.

Sebuah getaran disaku jaketnya terasa.
Hazel menepikan motornya terlebih dahulu kemudian mengambil ponselnya yang berdering menampakkan nama penelepon, Jaden.

Hazel menggeser ikon hijau kemudian menempelkan ponsel ke telinganya.

"Lo dimana?"

"Luar."

"Cepet pulang, Papa kesurupan."

Hazel tak menanggapi, sudah biasa ia dibohongi.

"Mau nitip apa?"

"Boleh deh nasi goreng depan komplek rumah Nenek."

Hazel memutuskan panggilan tersebut lalu memasukkan ponselnya kedalam saku jaket.
Baiklah, mari mencari nasi goreng yang diinginkan Jaden.

🥜🥜🥜

Pukul 7 lewat 10 menit Hazel baru sampai disekolah.

Dengan seragam pramuka, Hazel mengacak rambutnya yang memanjang. Ia terlambat bangun hari ini.

Kaki panjangnya melangkah melewati koridor sepi karena jam kegiatan belajar mengajar sudah dimulai sejak 10 menit lalu.

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now