◄• 44 •►

4.5K 1K 179
                                    

Aduh bingung alurnya gimana
Baca aja, kalo protes penggal nih
+ aku kurang paham sama per-rehabilitasian jadi kalo ada yang salah aku sangat menerima saran atau kritik yang membangun.

Banyak yang lupa Sean, coba baca di part 35 dan 36. Sean ada disana.

Happy reading!
Warning! Terdapat adegan yang dapat menyebabkan trauma.

• ° • ♡ • ° •

Dikabarkan Aruna diperbolehkan pulang setelah menjalani banyak pemeriksaan kesehatan.

Kecanduan yang menimpa Aruna dinyatakan tak masuk kedalam keadaan yang buruk. Aruna dapat melakukan rawat jalan, kontrol setiap tanggalnya.

Dan Hazel sebagai pacar dengan siap sedia menemani Aruna dalam kondisi apapun, maklum sudah bucin.

Sore ini Aruna berada di kamarnya ditemani Hazel. Perempuan itu sedang bercerita tentang sebuah kartun Malaysia yang ia tonton kemarin saat Hazel pergi sekolah. Karena Aruna kesepian, perempuan itu memilih menonton animasi anak anak yang sempat direkomendasikan Hazel.

Lelaki disamping Aruna menganggukkan kepala menanggapi cerita Aruna, Hazel sudah selesai menonton yang Aruna tonton jadi ia paham. Tangan pemuda itu terangkat menyuapi Aruna sesendok bakso yang sudah dipotong.

"Seru banget pokoknya, aku mau di rekomendasiin lagi, dong!" katanya ceria. Aruna kali ini terlihat sangat cerah dan segar, Hazel nyaman melihatnya.

"Nanti, kunyah dulu."

Aruna tersenyum menatap Hazel yang sedang memotong bakso besar berisi telur. Saat lelaki itu hendak mengarahkan sendok ke mulutnya, segera Aruna mengambil alih sendok tersebut untuk menyuapi Hazel.

Hazel menerimanya dan tersenyum kecil.

"Makasih, Hazelnut. Baik banget, kamu masih mau nemenin cewek kayak aku."

Hazel menghentikan kegiatannya, kepalanya mendongak menatap Aruna bingung.
"Cewek kayak kamu yang aku butuhin."

Aruna memiringkan kepala, "Kok aku? Kenapa?"

"Cewek kebanyakan tingkah, ngisi waktu kosong aku." jawab Hazel kembali menyuapi Aruna.

Aruna menggeleng menolak suapan, "Kamu ngejek aku, ya?"

"Enggak, nyatanya begitu, 'kan?" Hazel terus menyodori bakso kedepan bibir Aruna yang mengerucut.

"Aku ngambek." perempuan itu membuang muka merajuk.

Hazel menegakkan tubuhnya menatap Aruna serius. "Kalo ngambek aku cium tiga puluh menit."

Aruna membulatkan mata, "Kok lama?"

Hazel menaikan alisnya hingga ekspresi tengil lelaki itu terlihat. "Biar aku jadi candunya kamu."

Aruna menahan tawa.
Ada ada saja.

"Emang mau aku jadi obsesi ke kamu?"

Hazel mengangkat bahu, "Kenapa enggak? Aku suka karena nanti di mata kamu cuma ada aku."

Kepala Aruna menggeleng mendengarkan Hazel berbicara. Lucu sekali, boleh digigit?

🥜🥜🥜

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now