◄• 35 •►

4.9K 1K 84
                                    

Ketuk bintang untuk ra rajin update.

• ° • ♡ • ° •

"Lo dimana?"

Seorang perempuan dengan rambut sepunggung yang digerai memutar balikkan kamera ponselnya hingga menampakkan seisi kafe di malam hari.

"Kafe deket rumah gue. Bosen dirumah, pacar gue gak peka banget, sih." sindir Aruna bermaksud bercanda seraya matanya terotasikan agar tak bertatapan dengan orang di layar ponsel.

Di layar, Hazel terdiam sejenak.
"Gue kesana."

Seketika Aruna panik. "Jangan! Lo 'kan baru pulang, nanti Mama lo marah kalau lo keluar terus. Gue bercanda doang, Kacang." ujar Aruna cepat.

Hazel mengangguk.
"Jangan kemana mana, gue kesana."

Tut.

Panggilan pun terputus sepihak dari Hazel. Aruna melebarkan mata melihat hal tersebut.
Memang ya Hazel itu sesuatu sekali.

Aruna meletakkan ponselnya diatas meja lalu ia kembali menyeruput es kopi yang dipesannya. Dirinya menikmati alunan santai Apocalypse dari Cigarettes After Sex yang diputar didalam kafe saat ini.

Disaat dirinya bersenandung mengikuti lagu, seorang lelaki dengan wajah tampan yang memiliki aura dominan tiba tiba mendatangi mejanya kemudian menopang dagu menatapnya.

Aruna menatap bingung yang amat sangat.
Siapa? Ia tidak kenal sama sekali.

"Gue boleh minta tolong?"

Suara berat yang berasal dari lelaki itu ditanggapi dengan satu alis yang diangkat Aruna.

"Apa?"

"Lo punya aplikasi ojek online?" Aruna mengangguk ragu.

Senyum lelaki itu yang terpatri dibibir merah muda tipis semakin melebar, "Boleh pesenin gue, gak? Gue gak bisa pulang. Hp gue mati." diangkatnya ponsel keluaran terbaru yang satu pabrik dengan ponsel milik Aruna yang dibelikan oleh Hazel.

Aruna mengambil ponselnya kemudian membuka aplikasi ojek online. "Alamat lo?" tak lama Aruna bertanya seraya mengangkat kepalanya menatap si lelaki yang sedang menatap Aruna seolah memuja. Gila, pikir Aruna.

Tangan lelaki itu menengadah, "Boleh pinjem? Nama jalannya susah."

Aruna tanpa curiga memberikan ponselnya, toh niat Aruna juga ingin membantu.

Seraya menunggu ponselnya kembali, Aruna melihat keluar kafe, takutnya disaat ia sedang diposisi membantu seorang lelaku didepannya ini Hazel datang dan salah paham. Itu tidak menyenangkan.

"Nih, makasih. Abangnya deket dari sini." ponsel Aruna dikembalikan. Aruna mengangguk melihat ponselnya yang anehnya malah memperlihatkan kontak telepon yang baru menyimpan sebuah nomer telepon.

"Jangan lupa call gue." Aruna mendongak mendengar itu, keningnya berkerut geli begitu melihat kedipan sebelah mata untuknya dari si lelaki yang menamakan kontaknya sendiri sebagai Sean Tampan.

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now