◄• 15 •►

5.8K 1K 78
                                    

Tandai typo!
Selamat membaca

···•✦•···

Mata tajam bernetra hitam menatap lurus pada koridor yang ramai didepannya. Dirinya melewati semua orang yang menatapnya penasaran, sudah dipastikan berita kemarin sudah tersebar.

"Bang Hazel!" pemilik suara berisik tiba tiba berdiri didepan Hazel, menghadang lelaki itu.

Hazel yang sedang dalam keadaan mood yang buruk tak meladeni perempuan itu dan lanjut melangkah tidak memperdulikan dirinya yang baru saja menabrak seorang perempuan.

"Lo sabar banget sih, Kay? Gak dihargai begitu padahal." celetuk seseorang yang berdiri disamping Kaynara.

Kaynara menghela nafas, "Kak Aruna aja gak patah semangat buat ambil hati Bang Hazel, berarti gue juga harus begitu, dong."

Kembali pada Hazel, lelaki itu duduk di kursinya dan langsung meletakkan kepala diatas meja dengan menghadap kearah kursi yang kosong disebelahnya.

Rasanya sepi.
Aneh.
Hazel tidak menyukai kesepian disaat seperti ini.

Matanya terpejam.
Namun bayang bayang buruk tiba tiba mengisi pikirannya.

Memikirkan Gavero kembali setelah melarikan diri sehabis diberi tendangan oleh Jaden. Apalagi Gavero berencana mengincar keluarganya.

Hazel harus memikirkan banyak hal untuk kedepannya.

Dirasanya sudah tak nyaman dengan pikirannya, Hazel bangun dan keluar dari kelasnya untuk melangkah menuju kelas Jaden. Rasanya ia sangat ingin melampiaskan rasa bosannya.

Brak.

Sampai dikelas Jaden, ia langsung menendang meja Jaden hingga pemilik meja terkejut. Tak hanya Jaden yang terkejut, tetapi ada Kalandra, Raja dan juga seisi kelas ikut terkejut.

"Heh! Dateng dateng gak salam dulu malah nendang meja. Lo mau ribut?" tanya Jaden mendongak menatap adiknya yang menatapnya datar.

"Ayo."

"Ayo kemana?" tanya Jaden mengernyit.

"Ribut. Gue bosen, temen sebangku gue gak masuk."

Raja menatap Hazel dengan mimik wajah julid, dirinya langsung mendekat ke Kalandra hendak berbisik bisik.
Namun sebelum ia membuka mulut, Hazel lebih dulu mengintruksinya.

"Tangan gue gatel, pengen nonjok orang kaya."

Raja langsung mundur perlahan karena merasa dirinya yang paling mampu ditengah sana.

•••

Sepulang sekolah, Hazel tak langsung kembali kerumah.

Laki laki itu mampir ke dua tempat.
Satu toko bunga dan kini ia baru sampai ditempat tujuan kedua, rumah sakit.

Ia langsung melangkah menuju ruang rawat inap Aruna.

Perempuan itu dibawa kerumah sakit sejak Gavero kabur. Luka yang diterima perempuan itu terlalu mengkhawatirkan, lebam di segala tempat bahkan banyak luka terbuka.

Krieett..

Pintu ia buka lalu tutup kembali.

Melihat pemilik kamar tertidur pulas, Hazel memilih mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia disana setelah meletakkan bunga tulip putih didalam vas yang ada diatas nakas.

Helaan nafas terdengar dari Hazel.
Matanya menatap lurus pada Aruna yang terlihat tak berdaya. Menyedihkan.

Aura ceria Aruna hilang disaat saat seperti ini.
Bagi Hazel, itu tak cocok sama sekali untuk Aruna.

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now