◄• 37 •►

5.1K 1.1K 214
                                    

Part ini agak sus....
Aku yang ngetik sampe was was takut kelewatan (T▽T)

• ° • ♡ • ° •

"Halo?"

"Aku didepan rumah, Na."

Mata Aruna langsung melihat kearah balkon kamarnya yang memperlihatkan dari pintu kaca kalau diluar hujan sedang turun sangat deras disertai angin kencang.

"Jangan bercanda, diluar hujan." ucapnya bercanda.

"Kucingnya kedinginan. Kasian, Na." Aruna mendekat kearah pintu balkon lalu ia melongokkan kepala untuk melihat ke arah pagar dan matanya seketika terbelalak begitu melihat satu motor dan pemilik motor berdiri ditengah derasnya hujan.

"Aku kebawah, tunggu sebentar."

Aruna mematikan panggilan lalu berlari keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju pintu rumah.

Aruna membuka pintu rumahnya buru buru, mencari payung lalu ia berlari dengan payung diatas kepala dan kaki yang tak beralaskan apapun.

Tatapan khawatir terpancar begitu melihat Hazel basah dari ujung kepala hingga ujung kaki, Aruna membuka pintu pagar lalu payungnya ia alihkan untuk memayungi kepala Hazel.

"Ayo," ajak Aruna melingkarkan tangannya di lengan Hazel.

Hazel melihat kearah motornya, "Motor aku.."

Aruna ikut menoleh lalu menghela nafas. "Aku yang masukin, kamu masuk duluan." karena Hazel tak bergerak, Aruna mengerahkan tenaganya untuk menarik Hazel masuk halaman rumahnya sampai tak lagi terkena air hujan.

Aruna kini berbalik menuju kearah motor Hazel, tangkai payung ia jepit di ketiak lalu Aruna mengucapkan basmallah sebelum mendorong motor Hazel.

Baru dua langkah, payung Aruna langsung terjatuh karena perempuan itu sedang fokus kepada motor.

"Ih, ribet banget." gumamnya pelan mengambil payung yang untungnya tidak ikut terbawa angin. Ah.. Aruna jadi ikut basah.

Perempuan itu kembali mendorong motor Hazel yang sangat amat berat. Aruna sampai mengejan untuk mendorong kuda besi tersebut.

"Aku aja. Kamu gak bisa tapi sok tau." suara Hazel berceletuk mengejutkan Aruna karena lelaki itu ternyata sudah berada disamping Aruna.

Aruna menampilkan deretan gigi yang tersusun rapih lalu mempersilahkan Hazel mendorong motor untuk masuk ke pekarangan rumahnya dipayungi oleh Aruna.

Setelah selesai, Aruna membawa Hazel duduk di kursi teras terlebih dahulu sedangkan perempuan itu masuk untuk mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Hazel.

Sekembalinya Aruna, perempuan itu melihat Hazel menundukkan kepala dengan tangan yang mengusap rambut basahnya.

"Ini keringin pake handuk dulu." Aruna memberi handuk kepala pada Hazel namun lelaki itu hanya menatapnya tak berniat untuk menerima.

"Keringin."

Dengan sigap gadis dengan pakaian piyama tidur bahan satin itu berdiri didepan Hazel yang duduk. Aruna meletakkan handuk dikepala Hazel kemudian tangannya bergerak mengusak rambut hitam Hazel agar airnya tiris.

"Jangan kenceng kenceng, pusing." protes Hazel ketika Aruna menggosok kepalanya lumayan kencang. Aruna mengulum senyum dan melanjutkan hal yang dilakukannya.

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now