◄• 36 •►

4.9K 1.1K 222
                                    

Vote dipersilahkan.

• ° • ♡ • ° •

Hari senin memang hari yang sangat tak di sukai beberapa orang. Aruna termasuk kedalam manusia yang tidak suka hari senin, selain karena pagi pagi sudah berdiri untuk melakukan upacara bendera, setiap senin juga pelajaran pertama yang di jadwalkan adalah matematika wajib.

Aruna memang tidak suka senin biasanya, tapi anehnya ia sangat excited akan hari ini karena ia ingin pamer pada pacarnya kalau ia baru memasang kuku cantik berwarna merah muda di 10 jarinya. Aruna baru meng-extension kukunya kemarin sore bersama Luna, Mamanya.

Jam 08.15 pagi. Aruna menunggu di kursinya.

"Runa, mau permen?" didepan Aruna, Emara berbalik menawarkan sekaleng permen yang biasanya ada saat lebaran pada Aruna.

Aruna mengangguk, "Gue kemarin beli permen baru buat ngerasain rasa yang lain tapi malah pedes rasanya. Jadi gue buang. Makasih, Ema." Aruna mengambil lima buah permen warna warni, satu buah ia makan dan sisanya dimasukkan saku.

Emara mengangguk, "Kuku kamu cantik banget, cocok sama kamu." mata Emara tak sengaja melihat kearah kuku Aruna.

Aruna mengangkat tangannya dan dilebarkan jari lentiknya. "Gue aja gemes liatnya."

Seseorang masuk kedalam kelas, Aruna mengalihkan fokusnya dan tersenyum lebar menatap Hazel yang baru datang sudah berpenampilan acak acakan.

Seragam yang tak dikancing hingga memperlihatkan kaus hitam polos sebagai dalaman, rompi khusus sekolah mereka disampirkan dibahu, rambut yang tak tertata rapih bahkan tersingkap memperlihatkan kening mulus lelaki itu. Aruna ingin mengecupnya!

"Pagi, Hazelnut!" sapa Aruna melambai pada Hazel. Perempuan itu berdiri untuk membuka jalan tetapi Hazel tidak ingin masuk ke tempatnya.

"Pojok."

"Apanya?" tanya Aruna tak paham.

Hazel maju mengambil tas Aruna dan memindahkan tas tersebut ke tempatnya di dekat dinding dan tas Hazel diletakkan ditempat Aruna.

"Masuk, Na." titah Hazel lembut mendorong Aruna untuk duduk di pojok. Aruna menurut dan menatap Hazel bingung.

Hazel duduk ditempat yang Aruna duduki sebelumnya lalu menatap Aruna bertanya.

"Tumben, kenapa?" tanya Aruna yang kebingungan.

"Gak apa apa." mata Hazel bergerak turun melihat kuku Aruna yang terlihat cantik. Diambilnya tangan kanan Aruna lalu ia angkat kedepan wajahnya untuk dilihatnya lebih jelas. "Cantik," tangan Aruna ia turunkan dan matanya menatap Aruna diselipkan senyum yang tipis, "Kayak kamu."

Aruna menarik tangannya dan ia pakai kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang bersemu. Padahal tadi ia sudah mempersiapkan diri, tapi ternyata Hazel tetaplah Hazel.

"Diem, Ah. Disekolah, nih!" tangan Aruna mendorong wajah Hazel agar tak menatapnya terus. Apa apaan tatapan Hazel tadi.

Hazel kembali meraih tangan Aruna kemudian ia usap punggung tangan seputih susu milik perempuan yang menyandang status sebagai pacarnya itu. "Kalo kukunya aku gigit kamu marah, gak?"

Aruna langsung menarik tangannya dan ia sembunyikan. "Kamu yang aku gigit duluan!"

Tanpa aba aba Hazel mengangkat jari telunjuknya kemudian ia arahkan kedepan bibir merah muda Aruna yang terlihat manis. "Gigit." kata Hazel ditambah dengan senyum lelaki itu.

"Kacang, ih!"

🥜🥜🥜

Ting.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang