◄• 38 •►

5.1K 1.1K 239
                                    

Hai!

• ° • ♡ • ° •

Runa

| kmu blm pulang ya?

blm msh drmh raja |
knp? |

| gpp nnya doang

Pesan terakhir hanya Hazel baca.
Lelaki itu menoleh ketika mendengar suara ramai disebelahnya.

"Woy, kiri! Buta maps lo pada?!" suara itu berasa dari Jaden yang sudah mengerutkan kening karena kesal pada permainan yang sedang berlangsung di ponselnya.

"Ah, anjing! Kayak bawa beban, bangsat." umpat Jaden melempar ponselnya ke lantai yang beralaskan karpet.

"Baper, dah." celetuk Kalandra melirik Jaden.

Jaden mendengus kemudian berdiri keluar dari rumah besar Raja.

"Bang, bakso!" suara Jaden yang terdengar dari luar rumah.

Mendengar panggilan Jaden pada tukang bakso, sontak semua meletakkan ponsel dan melangkah menuju Jaden dengan tujuan yang satu, yaitu beli bakso.

Hazel menyusul melihat teman temannya melingkari gerobak tukang bakso cuanki.

"Pake mangkok abangnya aja dah, nanti saya bayar sekalian sama mangkoknya jadi abang gak usah nungguin." ujar Raja memberi kesepakatan.

Si abang tukang bakso menatap berbinar, "Serius, Tong?"

"Serius, Bang. Saya tau rasanya nunggu itu gimana, gak enak." dengan dramatis Raja berucap seraya memegang dadanya seolah tersakiti.

Athan mendengar itu mengernyit jijik. Sejak kapan Raja merasakan bagaimana rasanya menunggu? Anak orang kaya itu 'kan selalu mendapatkan sesuatu secara instan. Athan tak percaya.

"Saya pedes ya, Bang. Lengkap." Jaden berinstruksi saat abang tukang bakso mengangkat mangkok.

"Yang berapa?"

Jaden melihat kearah Raja yang sedang berjongkok mengupas luka kering di lutut.

"Goc-"

"Sepuluh ribu semua, Bang. Isinya lengkap semua aja kalo soal pedes enggaknya serahin ke mereka." Raja berdiri tegak menjawab.

Abang tukang bakso cuanki itupun mulai menyiapkan yang dipesankan kelima anak laki laki itu. Tidak rugi dirinya lewat area perkomplekan elit seperti ini, baru pertama kali lewat sudah dapat untung yang sangat lebih dari hari biasanya. Berkah.

Semua sudah memesan kecuali Hazel. Lelaki itu berkacak pinggang menggunakan satu tangan dan satu tangannya lagi menunjuk ke dalam panci.
"Saya banyakin cuankinya aja, Bang. Kuah bening jangan dikasih apa apa." ucapnya disanggupi si tukang bakso.

Semua pesanan sudah dibuat, Raja keluar dari rumah sembari membawa dompet hitamnya.

"Lima ratus kurang gak, Bang?" tanya Raja mengeluarkan lima lembar uang 100.000 rupiah.

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now