♕Nineteen♕

26 20 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment!

✨️✨️✨️

19. Ingatan masa lalu
. . .


'Ingatan masa lalu, akan selalu menghantuimu...'

- Roy

🍂🍂🍂

Sena menekan bel rumah bewarna coklat itu dengan tidak sabar. Terlihat wajah marah dan kesal dari Sena, seperti akan menerkam siapa saja yang akan membuka pintu ini nantinya. Sudah hampir lima menit belum juga ada yang membuka pintu itu, dengan kesal Sena memukul pintu coklat itu dengan kencang.

"Shit!"

Teriak Sena. Sena merongoh ponselnya yang ada di saku celananya, ternyata dia ditelpon seseorang.

Roy calling..

Dengan cepat Sena mengangkat telpon itu dan langsung di sambut oleh Roy.

"Hahahaha... ada apa nyari gue?"

"Udah gue bilang jangan ganggu Cici!" Teriak Sena frustasi.

"Hm? Ganggu Cici? Emang gue ngapain, sih?"  Tanya Roy pura-pura bodoh.

Sena mengeraskan rahangnya. "Jangan pura-pura bodoh lo, biadab!"

"Oh.. aaahh.. gue baru inget. Apa gara-gara Nata dan nyonya Denada?"

"Roy, lo jangan macam-macam!" Ancam Sena.

"Why? Gue kan ngga nyentuh Cici kesayangan lo, tuh." Ucap Roy lagi.

"Anj-"

"Hahahaha... byee..." Roy memotong pembicaraan Sena dan mematikan ponselnya sepihak.

"Roy! Woi, Roy!!" Teriak Sena kesal bukan main. Bisa-bisanya dia mematikan teleponnta sepihak, padahal pembicaraan belum selesai.

Sena tidak bisa diam saja. Dia harus mencari keberadaan Roy secepatnya, pikirnya.

Roy tampak sumringah. Stelah mematikan telepon Sena secara sepihak, dia meletakkan ponselnya di atas meja lalu berjalan dan bersandar disalah satu tembok diruangan itu.

"Bagaimana nyonya Denada. Apakah belum mau bercerita juga?"

Wanita bernama Denada itu menatap penuh kebencian kearah Roy. Denada adalah mama Cici yang diculiknya dua hari lalu.

Saat Roy mulai mendekati Denada, wanita itu menggerakan tubuhnya yang diikat dikursi dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan diri. Sesekali terdengar gumaman tidak jelas darinya seperti dia tampak berusaha untuk berbicara dibalik lakban yang menutupi mulutnya itu.

Roy menarik lakban itu dengan paksa hingga Denada meringis.

"Ingin bicara sesuatu?" Tanya Roy dengan tatapan mengejek.

"Lepaskan saya!" Teriak Denada, "Apa yang sebenarnya kamu lakukan?"

Roy menyunggingkan sedikit senyumannya itu. " I don't know. You tell me." Roy melipatkan tangannya didepan dada.

"Kamu butuh uang ? Saya akan kasih seberapapun kamu minta." Ucap Denada.

Roy yang merasa tersinggung langsung menampar keras pipi kanan wanita itu hingga kursinya jatuh.

"Kurang ajar sekali wanita tua ini." Ketusnya.

Denada tampak mengeluarkan air mata menahan sakit dari tamparan itu, hingga bibirnya berdarah.

AURORA♕[ON GOING]Where stories live. Discover now