♕Twelve♕

116 34 20
                                    

12. Interogasi
. . .

"Makasih ya udah nganter gue pulang." Ucap Cici sambil menyerahkan helm yang sempat di pakainya.

"Sama-sama." Jimmy tersenyum tipis.

"Sweater nya gue bawa dulu ya, nanti gue balikin pas udah gue cuci."

"Buat Lo aja."

"Buat gue?" Cici kembali bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.

Jimmy terkekeh pelan. "Iya, anggap aja ucapan salam kenal dari gue." Jimmy mengeluarkan ponselnya lalu menyerahkannya ke Cici. "Gue minta nomer lo, mana tau gue butuh bantuan Lo."

"Nomer aja? Ga sekalian follow Instagram gue?"

"Terserah Lo deh, yang penting gue bisa ngehubungin Lo."

"Oke." Cici menundukkan kepalanya menatap layar ponsel Jimmy untuk mengetik nomernya. Sesekali Jimmy melirik Cici.

Cici menyerahkan kembali ponsel Jimmy. "Udah ya. Lo harus sering sering ngintip ig gue ya Jim. Tapi hati-hati ntar naksir malah jadi repot, hehe."

Jimmy hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Ia memasukkan ponselnya kedalam tasnya dan kemudian langsung melajukan motornya setelah melambaikan tangan ke arah Cici.

Cici melihat punggung Jimmy dan saat hilang di belokan ia memutuskan untuk masuk dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia melirik jam dinding kamarnya. Ternyata masih jam setengah empat sore.

Dia pun merongoh tasnya dan mengambil ponselnya. Lalu membuka ponselnya yang ternyata banyak notif masuk. Bukan hanya dari Zena, ternyata Divo juga sempat menelponnya beberapa kali.

Cici langsung terduduk, dia ragu-ragu membuka pesan dari Divo.

Divoo
Cici, lo dimana??
12:08✓✓
Knp g msk sklh?
12:08✓✓
Kalo ad mslh cerita k gw aj
13:00✓✓
kata Zena lo bolos. Udh pinter y pke acara bolos sgla
13:20✓✓
Pdhl baru sehari gw di RS, udh bandel aj lo.
13:20✓✓
Gw udh keluar dari RS, nanti gw krmh lo. Mau gw sidang lo. Jgn kmn mn!!!!
13:45✓✓

Cici membulatkan matanya saat membaca pesan terakhir dari Divo.

Cici melempar ponselnya ke sembarang tempat. "Apaan? Dia mau kerumah??" Cici menjambak rambutnya sendiri.

"Pake tanda seru tiga lagi. Gue harus gimana? Kak Nata juga belum pulang, ga bisa ngajak pergi kan, hhh." Cici memandang ponselnya dengan sinis.

"Gatau ah, mau makan laper." Cici pun keluar dari kamarnya menuju dapur. Kalau banyak berpikir dia memang selalu lapar. Dia juga meninggalkan ponselnya dikamar. Kalau saja dia membawa ponsel nya, mungkin dia akan bersiap-siap sebelum keluar dari kamarnya.

Ting!

Divoo
Ci, gw otw rumah lo.
16:45✓✓

Cici mengambil gelas yang sudah diisi air lalu meneguknya. Dia tidak menemukan makanan apapun saat membuka tudung saji. Mamanya juga tidak kedengaran suaranya saat di panggil oleh Cici. Dia berpikir mungkin mamanya sedang ke minimarket atau ke rumah tetangga sebelah.

Cici memutuskan untuk memakan beberapa cemilan yang ada di kulkasnya, berusaha untuk mengganjal perutnya. Cici bukan tipe cewek yang makan banyak langsung gemuk. Dia adalah tipe ideal yang banyak diminati cewek zaman sekarang.

AURORA♕[ON GOING]Where stories live. Discover now