♕Fifteen♕

74 25 12
                                    

15. Mereka siapa?
. . .

Cici berjalan di koridor sekolah dengan menenteng kantong plastik berisi bekalnya.

Saat hampir sampai di dekat kelas Nata, tiba-tiba Cici mendengar beberapa siswi banyak yang terang-terangan mengosip tentang dirinya.

'Eh, itu kan yang namanya Cici Cici itu.'

'Biasa aja'

'Gue kira cantik banget sampe ngedeketin Divo dkk.'

'Wah, tampang Upik abu aja belagu.'

'Sok kecentilan.'

'Dia adeknya Nata. Nata nya baik ganteng, lah adeknya kayak tukang lemper.'

'Baru kelas sepuluh padahal.'

'Tampang gitu habis di anggur- anggur paling langsung campak.'

'Masih ngga sadar diri juga.'

'Ya ampun dek, ngaca dong!'

'Kalo ngga punya kaca nih gue pinjaman.'

Kira-kira seperti itulah kalimat yang didengar Cici sepanjang perjalanan. Cici ingin sekali menyanggah, tapi mengingat dia harus menjaga perilaku disekolah karena sudah berjanji dengan Mamanya dan juga Nata.

Cici mempercepat langkah kakinya berusaha menjauhi segala macam gosip tentang dirinya.

Dia mengedarkan pandangannya menuju kelas Nata dan tidak perlu menunggu lama dia berhasil menemukan Nata.

"Bang Nata!" Teriak Cici.

Nata tidak mendengar teriakkan Cici karena sedang asyik bercanda dengan teman sekelasnya.

Cici mendengus. Mau tidak mau dia harus menghampiri Nata. Dengan cepat Cici melangkahkan kakinya menuju Nata.

Nata masih asyik bercanda dengan teman-temannya. Salah satu dari teman Nata melihat Cici yang tengah berjalan diujung koridor mendekati mereka.

"Nat, itu adek lo, kan?" Tanya Bagas sambil menepuk pelan pundak Nata.

"Mana?" Nata mengedarkan pandangannya.

Raden mengikuti arah pandang Bagas. "Iya tuh, kayaknya nyariin lo, Nat."

Nata membalikkan badannya. "Eh iya bener adek gue."

"Samperin gih, kayaknya lagi kesel tuh dari tampangnya." Ucap Raden sambil terkekeh.

"Iya, apalagi akhir-akhir ini lagi ada gosip tentang dia." Bagas menambahi.

Nata menoleh kearah Bagas sambil mengangkat sebelah alisnya, "gosip apaan?"

Raden membulatkan matanya. "Lo ngga tau? Adek lo di gosipin keganjenan sama Divo dkk gitu."

Nata mengedipkan matanya. "Ganjen? Maksudnya gimana nih?"

Raden mendengus. "Ganjen juga lho ngga tau?"

"Tau lah. Maksud gue ganjennya gimana sih? Justru Divo yang deketin adek gue duluan." Ucap Nata penuh penekanan.

Bagas menautkan alisnya, "serius lo?"

"Iyalah. Divo sama Cici itu udah kenal dari mereka masih ingusan tau. Siapa sih yang buat gosip? Engga ada pondasinya banget." Nata menjawab dengan nada kesal.

Bagas mengangkat bahunya. "Gue denger dari anak cewek dikelas sih."

Nata mengibaskan tangannya. "Udah lah, males gue bahas gosip ngga jelas. Gue mau nyamperin adek gue dulu, kalian duluan aja kalo mau ke kantin."

AURORA♕[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang