♕Ten♕

159 41 26
                                    

10. Bertemu Kepribadian Kedua
. . .

'Tidak ada alasanku untuk membencimu, walau sebenarnya kekuranganmu lebih terlihat daripada kelebihanmu.'

-Cici Leslie Dania

♕♕♕♕♕♕♕♕♕♕

"S-sena?" Cici memanggil nama itu dengan gagu, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Iya Cici." Sena tersenyum manis sekali, tidak seperti biasanya Sena tersenyum manis. Dia lebih sering tersenyum miring seperti meremehkan. Tetapi kali ini berbeda, dia justru menghilangkan kebiasaannya itu seketika.

"Sena kapan kesini? Setau Cici, Sena sama tante Dian pindah ke Bali."

Sena terkekeh pelan, lalu duduk dikursi tepat dihadapan Cici. "Masih aja manggil nama ya kalo ngomong sama Sena."

"Engga tau deh, kalo ngomong sama Sena spontan manggil nama gini. Udah kebiasaan, hehe." Cici terkekeh pelan. Sena hanya tertawa kecil sambil terus melihat wajah Cici.

"Oiya, gimana kabar tante Dian?" Saat Cici melontarkan pertanyaan itu sambil memainkan sedotannya, sehingga dia tidak mengetahui kalau suasana hati Sena saat itu langsung berubah. Senyumannya langsung menghilang.

"Dia udah berubah Ci." Sena berkata dengan lirih. Terlihat kesedihan dimata Sena yang sendu, tetapi Cici tidak menyadarinya.

"Sena? Apa kabar lo?" Tiba-tiba Nata datang dari arah belakang Cici. Dia berpelukan sebentar dengan Sena.

"Gue baik kok. By the way, makin tinggi aja lo." Sena mengatakan itu diluar dugaan, membuat Cici tertawa terbahak-bahak.

"Anjir gue ngakak." Cici menutup mukanya yang kali ini memerah karna tertawa berlebihan. Sena yang melihat tingkah Cici malah ikut tertawa gemas.

Nata berdesis kesal. "Gue tau lo lebih tinggi dari gue, Sen. Gausah sok ya."

Sena dan Cici masih saja tertawa, tidak menghiraukan Nata yang saat ini sedang kesal.

"Kalian kalo udah berdua suka banget mojokin gue, sekutuan mulu lo dua. Kesel gue!" Nata makin kesal saat melihat Sena dan Cici ber-high five.

"Udah ah, gue pergi aja." Nata beranjak dari duduknya, drama banget, dan sebelum dia benar-benar pergi dia berkata, "Sen, lo yang bayar!"

"Eh kok gue?" Sena memasang wajah bingung.

Gila aja! Baru juga temu kangen, hadiahnya disuruh bayar makanan yang bahkan dia sendiri nyentuh makanan aja tidak. Emang daebak banget Nata.

"Mamam tuh!" Nata mengangkat hidungnya kearah Sena yang mendapat gelakan tawa lagi oleh Cici.

"Kayak jelmaan B2 lo!" You know lah apa itu B2, xixixi.

"Mau kemana bang?" Cici sedikit berteriak ditengah tawanya.

"Toilet." Nata menjawab singkat kemudian, Nata menghilang di balik pintu kayu yang mengarah ke toilet, meninggalkan Sena dan Cici berdua.

Cici masih berusaha meredakan tawanya yang masih saja menggelitik perutnya. Sena meneguk habis jus mangga milik Nata yang tinggal seperempat. Who cares? Toh dia juga yang bayar. Setidaknya dia sudah merasakan minumannya, walaupun cuma sedikit.

AURORA♕[ON GOING]Where stories live. Discover now