♕Five♕

240 99 237
                                    

Kalau ada typo tolong tandai ya~
Enjoy the story✨️

🍂🍂🍂

5. Pertemuan kembali
. . .

Cici masih terdiam. Tidak ada sepatah kata pun yang diucapkannya. Dia mengikuti Galang dan Reno yang membopong revan dan Divo untuk di bawa ke UKS.

Hari ini adalah hari free dan khusus untuk ekstrakurikuler. Jadi, tidak akan ada bel masuk buat pelajaran.

Divo dibaringkan di salah satu tempat tidur yang ada di UKS, sedangkan Revan langsung di obati lebih dulu melihat kondisinya yang lebih mengenaskan daripada Divo.

Cici berdiri disebelah ranjang Divo.

"Ci!" Panggil Galang yang membuat si empu menoleh. "Gue mau lo rahasiain tentang Divo ya. Jangan cerita ke siapapun."

Galang menatap Cici serius. Seakan-akan itu adalah hidup dan matinya dan apabila terbongkar hancur hidup mereka. Cici hanya mengangguk paham. Dia juga tidak mungkin menceritakan hal semacam itu. Dia bukan tukang gosip seperti kebanyakan siswi yang ada di SMA PERTIWI ini.

"Kak, gue duluan ya. Mau ke ruang ekskul melukis, pasti udah di tunggu sama pak Harun." Cici terseyum kikuk lalu berjalan keluar UKS.

Pikirannya masih tetap tidak jernih. Dia masih memikirkan Divo dan kejadian tadi. Belum pernah sejarahnya dia melihat pertengkaran tepat didepan matanya. Biasanya dia pasti akan langsung meninggalkan pertengkaran, tapi tadi dia malah tidak bergeming sama sekali.

Gue kenapa ya? Batin Cici binggung terhadap tingkahnya sendiri.

Cici masih terus berjalan, tapi dia tidak berjalan kearah yang seharusnya. Dia mengurungkan niatnya untuk pergi ke ruang ekskul melukis dan beralih menuju kelasnya. Pikiran utamanya dia harus mengambil ponselnya dan menghubungi Nata yang entah dimana.

Cici tidak tahu kelas Nata. Jadi salah satu cara adalah dengan menghubunginya.

Bang! Lo dimana sekarang?!
10:09✓✓

bang Nata balessssssssssssss!!!!
10:09✓
p
10:09✓✓
p
10:09✓✓

Satria Natama
apaan dek? Buset nih bocah ga sabaran amat:3 gue di kantin ini, kantin deket parkiran.
10:11✓✓

gue kesana sekarang.
10:11✓✓

Tanpa menunggu balasan dari Nata Cici langsung beranjak dari duduknya meninggalkan kanvasnya diatas meja dan berlari menuju kantin.

Dia harus menuruni 24 anak tangga dulu, karena kelasnya yang berada di lantai satu. Cici yang merasa dahinya berkeringat hanya mengusap cepat agar tidak mengenai matanya.

Cici berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Bang!" Cici setengah berteriak saat melihat Nata yang sedang asyik mengobrol dengan teman barunya. Dia memang mudah sekali beradaptasi, beda dengan adeknya.

"Ya ampun, dek! Lo kenapa sampe keringetan gitu elah, lo-" Belum sempat Nata menyelesaikan kata-katanya Cici langsung menatap Nata dengan pandangan sendu.

AURORA♕[ON GOING]Where stories live. Discover now