21. I Apologize

1.4K 176 264
                                    

"I love you, Pak Es

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I love you, Pak Es."

"Thank you."

"Wait. Pak Es serius? Kok Thank you? Harusnya i love you too!"

Leone terkekeh geli melihat wajah kesal Ocean. Lantas pria itu mendekatkan wajahnya ke pipi Ocean kemudian mencium singkat pipi kiri gadis itu.

Ocean mengerjap pelan disertai mulutnya terbuka kecil, kontan bergeming seakan waktu berhenti detik itu juga.

"Maksud saya thank you and." Leone menjeda ucapannya lalu mendekatkan bibir ke telinga kiri Ocean. "I love you more," bisik pria itu rendah.

Ocean memalingkan wajah ke samping kanan sambil berusaha menahan senyuman, menyembunyikan wajah merah padamnya dari jangkauan Leone.

Leone meraih kedua pundak Ocean agar gadis itu menghadap ke arahnya, mereka saling menilik sehingga sorot mata yang sama teduhnya itu saling bersinergi, namun harus terputus manakala Leone menarik kepala Ocean ke dada bidangnya, memeluk perempuan muda itu hangat.

BRAK! Tubuh Ocean jatuh dari atas tempat tidur. Gadis itu meringis sakit dengan netra yang sudah terbuka sempurna. Ternyata cuma mimpi, Ocean membatin. Kemudian ia bangkit dari tempatnya terjatuh seraya melirik smart clock di atas meja kecil samping tempat tidur. Pukul 08.01.

What! Jam delepan! Sesegera mungkin Ocean berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh secepat kilat, waktu yang ia punya sangat singkat untuk bersiap. Ocean bersumpah baru kali ini ia bangun terlambat, semua ini terjadi karena perbuatan Leone yang menciumnya membuat ia tak bisa tidur hampir semalaman.

Sialnya lagi tak ada pelayan yang membangunkan Ocean. Selama Ocean tinggal di mansion ini para pelayan tahu kebiasaan gadis itu yang selalu bangun tepat waktu sehingga tidak perlu dibangunkan.

Ocean sangat buru-buru hingga memakai sepatu pun sambil berdiri lantas ia berlari kecil menuju pintu utama. Saat ini yang terlihat hanya para pelayan berkeliaran menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Sedangkan Tuan dan Nyonya rumah telah pergi bekerja begitupun dengan Anaknya.

Ocean berekspektasi akan sampai ke sekolah pukul setengah sembilan, namun ternyata tidak. Mobil yang mengantarnya terjebak kemacetan. Jam berangkat orang-orang kantoran dan anak-anak sekolah membuat jalanan dipadati kendaraan. Butuh waktu setengah jam sampai arus jalan kembali lancar.

Tidak terhitung berapa kali gerutuan kesal keluar dari mulut Ocean lantaran terjebak di tengah-tengah padatnya kendaraan yang terpatung pada bentangan aspal. Ocean jelas sangat terlambat, itu pasti.

About YouWhere stories live. Discover now