The Heirs

2.3K 212 45
                                    

"Den, kita sudah sampai."

"Oh, makasih ya Pak."

"Sama sama den."

Anak laki laki itu pun keluar dari mobil dan di sambut dengan hangat oleh sang ibu.

"Zee, mama kangen."

Azizi Zafa Harlan atau yang akrab di sapa Zee, tersenyum setelah mendapatkan pelukan hangat dari ibunya yang bernama Shani Indira Harlan.

"Selamat datang kembali sayang, mama seneng kamu sudah menyelesaikan tugas dengan baik. Ayo mama anter kamu ke dalam."

Shani merangkul anaknya membawanya masuk ke dalam.

"Sudah pulang kamu?."
Gracio Harlan turun dari lantai dua dengan wajah tegasnya.

"Pa, dia baru aja sampai."
Ucap Shani.

"Ke ruangan papa sekarang."
Ujarnya tegas dan pergi ke ruangan kerjanya.

"Paa. Anakmu baru aja pulang loh, mau kamu interograsi apa lagi?."
Terlambat. Suaminya sudah memasuki ruangan itu.

"Ma, Zee kesana dulu ya?."

"Ngga. Kamu harus makan dulu baru kesana."

"Papa udah lama nungguin aku pulang, jadi Zee harus kesana dulu."

"Sayang..."

"Ma, tolong ngertiin Zee ya?."

"Huh. Iya. Setelah ngobrol sama papa, susul mama ke dapur ya? Mama bakal siapin kamu makanan. Oke?."

"Iya, mama."

"Ya udah, sana susulin papa."

Zee pun masuk ke ruangan kerja milik papanya. Entah apa yang akan di tanyakan, tapi Zee yakin ini mengenai pendidikan nya selama ini di luar negeri.

Ya, Zee bersekolah di luar negeri karena menurut papanya sekolah di Indonesia tidak akan memberinya pengalaman yang membuat dia banyak belajar. Di usianya yang ke 13 tahun, dia sudah pergi ke Singapura untuk menyelesaikan sekolah setara SMP, lalu setelah dua tahun bersekolah disana, dia melanjutkan sekolah setara SMA di Jepang. Hanya butuh waktu dua tahun saja dia bisa lulus SMA. Dan di umurnya yang ke 17 ini, dia kembali pulang ke Indonesia karena tugasnya telah selesai.

Dia selalu mengambil kelas akselerasi sehingga dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan sekolah di dua jenjang itu.

Meski begitu, kedua orang tuanya selalu mengunjungi nya setiap dua atau tiga bulan sekali, bahkan sewaktu dia masih 13 tahun, oma nya ada disana menemaninya hampir 1 tahun full.

Tiba di ruang kerja papanya, Zee berdiri di hadapan sang papa.

"Zee, papa sedikit kecewa sama kamu. Seharusnya kamu bisa lebih baik dari pada ini, tapi kamu menodainya dengan satu kesalahan kecil? Kamu sadar ngga kamu melakukan kesalahan apa?."

"Maaf, Pa. Zee cuma ngga bisa menolak ajakan mereka."

Zee menunduk. Kesalahan nya adalah ikut pesta di tepi sungai dan terjaring razia saat itu. Zee yang notabene anak baik baik, bisa lepas dengan mudah karena dia tidak terbukti ikut mengkonsumsi minuman beralkohol dan dia juga hanya di ajak, maka hukumannya hanya harus wajib lapor saja.

"Papa bersyukur kamu aman, kalau ngga, papa akan buang kamu disana aja. Ngga usah balik lagi."

Zee semakin menundukkan kepalanya.

"Dan satu lagi. Untuk kuliah kamu, papa mau kirim kamu ke Amerika. Papa udah list universitas yang bagus dan bisa kamu pilih sendiri."

"Pa, Zee mau kuliah di Indonesia aja. Di kota mana pun Zee mau. Asal jangan ke luar negeri lagi. Zee cape, Pa. Zee mau disini aja."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang