Ceklek
Setelah mempertimbangkan semuanya Zee akhirnya keluar dari ruang kerjanya. Diam diam turun ke lantai bawah menemui Marsha yang tengah berada di dapur. Marsha akan membuat susu coklat hangat untuk mengusir rasa sedihnya. Dia berharap dengan meminum itu perasaannya segera kembali baik.
"Lagi apa?."
Tanya Zee yang cukup membuat Marsha kaget sampai menjatuhkan sendoknya.Prang!
"Ck! Gue bukan hantu kali."
Zee pun mengambil sendok yang terjatuh lalu menaruhnya di wastafel.
"Sini biar gue aja."
Zee mengambil alih kegiatan Marsha itu. Dia mengambil sendok baru lalu menuangkan satu sendok bubuk susu coklat ke dalam gelas. Dan menuangkan air panas ke dalam gelas yang sudah berisi bubuk susu.
"Ka Zee."
Panggil Marsha."Hemm, kenapa?."
"Gapapa."
"Gimana kakinya? Masih sakit?."
Zee melirik ke pergelangan kaki Marsha yang masih sedikit membengkak.
"Udah mendingan kok, udah di kasih obat sama di kompres juga."
Jawabnya tanpa mau menoleh pada Zee."Syukur deh. Nieh susunya."
Zee memberikan segelas susu pada Marsha."Makasih ka.."
Marsha menerimanya dengan hati yang menghangat. Baru kali ini ia mendengar nada lembut keluar dari mulut Zee.
"Kalau mau ke kamar silahkan, gue mau masak nasi goreng."
Zee sebenarnya masih kenyang dan kenapa dia ingin memasak nasi goreng adalah karena dia ingat Marsha belum makan malam. Zee tidak ingin Marsha hanya meminum susu untuk menganjal perutnya.
"Ka Zee bisa masak?."
"Jangan salah...gini gini gue kuliahnya jurusan tata boga nieh."
"Wah...keren."
"Gue gitu."
Ucap Zee menyombongkan diri."Berarti ka Zee udah jadi chef?."
"Ya...bisa di bilang gitu. Tapi karena papa mewariskan pekerjaannya, jadi sambil dua duanya. Kerja kantor iya, usaha kuliner juga iya."
"Wah keren banget."
"Dah sana masuk kamar."
"Emmm..kalau aku disini aja boleh ngga? Aku mau liat ka Zee masak."
Ucapnya malu malu."Ya terserah sih."
"Makasih ka.."
Marsha pun duduk di balik meja pantry. Dia terus memperhatikan Zee saat mengolah bahan masakan dengan raut yang kagum.
Rasanya aneh sekarang bisa melihat Zee dengan jarak sedekat ini karena setelah hidup di atap yang sama selama beberapa bulan, baru kali ini jarak keduanya hanya berjarak kurang lebih satu meter saja. Ya! Nyaris berhadapan.
Jarak itu cukup membuat Marsha bahagia tanpa sebab. Apalagi melihat wajah serius Zee sedekat ini, rasanya Marsha ingin menghentikan waktu sesaat supaya dia puas memandangnya.
Setelah hampir 10 menit lebih Zee pun berhasil membuat satu piring nasi goreng yang membuat Marsha ngiler ingin mencicipinya juga.
"Udah jadi ka?."
"Udah dong. Mau cicipin ngga?."
"Buat ka Zee aja, ka Zee kan pasti laper."
"Cobain ya...enak tau."