Seventeen

1.1K 170 14
                                    


2000

Zee pun memulai aktifitas nya dengan normal setelah kejut jantung tadi pagi. Karena masih shock kembali ke masa lalu, Zee pun mendapat izin mama papanya untuk tidak masuk sekolah.

Mama dan papanya belum tahu bahwa Zee telah kembali dari masa depan. Mereka hanya mengira bahwa Zee ngelantur setelah bangun tidur. Zee yang masih beradaptasi pun terus mengelilingi rumahnya sambil flashback kembali.

"Ternyata rumah aku begini ya dulu? Tapi kenapa pas dulu aku anggap rumah jelek? Padahal bagus kok."
Katanya melihat-lihat rumah.

"Ah!! Nanti ini bakal di bongkar, sama ini juga."
Zee menunjuk taman dan kolam ikan.

"Emmm, kira kira tahun berapa itu ya.."

Saat sedang sibuk berfikir, Zee di kejutkan dengan kedatangan dua temannya.

"Woi!! Bolos ngga ajak ajak!!."

Zee kaget. Karena masih adaptasi di sini, dia jadi rada was was.

"Olla?."

"Iya. Ini gue...dan Vion nieh."

Olla dan Vion merupakan teman sekelas Zee waktu masih SMA. Ketiganya bestie sejati lah. Dimana ada Zee, pasti juga ada Olla dan Vion, begitu sebalik nya.

"Kalian kabur pasti? Iya kan?."

"Iyalah! Jam pelajaran terakhir inih, santai."

"Lo kenapa ngga masuk? Bu Sisca cariin."
Tanya Vion.

"Ah...tadi pagi agak pusing."

"Seorang Zee pusing? Ngga salah?."

"Tau tuh. Padahal target hari ini masuk loh."

"Target? Siapa?."

"Ck! Si Marsha marmut itu! Yang kemarin ngga sengaja lempar bola ke muka lu! Inget ngga?."
Jawab olla.

Marsha?

"Marsha Lenathea?."
Ulang Zee.

"Iya...si Marsha Marsha itu. Target bully kita."

Zee terdiam. Jadi, dia pernah membully Marsha? Demi apa?. Terus kenapa Marsha jadi istrinya di masa depan.

"Zee, kenapa? Kok kayak kaget gitu?."

"Ngga. Nggapapa. Dah yuk duduk dulu."

"Eh eh...lu pusing lagi ya?. Maaf deh kalau kita terlalu berisik. Apa kita pulang aja, Vi?."

"Boleh, Zee kayaknya cape juga."

"Ah..gue gapapa kok, santai aja."

"Serius nieh?."

"Iya juragan."

"Hah? Apa lu kata?."

"Aku ramal tahun 2023 lu jadi juragan batu bara, Olla."
Zee langsung terkekeh. Ya begitulah Olla dimasa depan nanti. Di masa depan, Olla akan menjadi pewaris tunggal keluarga nya dalam mengurus usaha batu bara milik ayahnya.

"Amin dah!."

"Kalau Vion..gue ramal jadi pemilik cafe."

"Lah..kagak cocok. Die cocoknya jadi pengangguran. Hahahahah."

Mereka pun tertawa bersama.

Zee cukup bahagia kembali ke masa dimana dia tengah nakal nakalnya. Selalu bermain, selalu jalan setelah pulang sekolah dan tentunya menginap di rumah temannya jika esok libur.

"Eh iya, ngomong-ngomong soal Marsha emang gue se jahat itu sama dia ya?."

"Jelas lah. Lo bahkan pernah sengaja siram dia es gara gara dia melawan pas suruh pindah kursi."

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang