Dan disini lah Zee membawa Marsha. Di taman yang cukup jauh dari rumah maupun sekolah. Melihat wajah memohon Zee, Marsha memilih menuruti kemauan Zee dan pergi dari sekolahan. Zee tak lupa mengabari oma nya bahwa dia membawa kabur salah satu muridnya yang bernama Marsha. Dan ajaibnya kata oma-nya, beliau akan memberi surat izin tidak masuk untuk siswa bernama Marsha.
Ya, begitulah Zee. Anak satu satunya dari orang terpandang, cucu pertama sekaligus cucu laki laki satu satunya di keluarga besarnya, jelas dia memiliki keistimewaan tersendiri lah. Dan semua orang di keluarga besarnya begitu memanjakannya. Sama halnya Shani yang mengizinkan Zee pergi jalan jalan tadi pagi.
Tentu sudah berkontribusi dengan omanya agar tidak memberitahu soal ini pada Shani agar acara kabur nya berjalan lancar.
"Sorry lama."
Ujar Zee lalu duduk di sebelah Marsha."Ini, minum buat kamu."
Zee menyodorkan sebotol air meniral dingin untuk Marsha."Makasih."
Marsha menerimanya karena dengan meminum air dingin itu mungkin pikiran kacaunya akan hilang."Kamu udah sering di gituin sama mereka?."
Tanya Zee."Hemm. Ngga sering bangett sih."
"Terus kamu cuma diam aja? Ngga lapor guru atau kepala sekolah gitu?."
"Buat apa?."
"Ya biar mereka di kasih hukuman lah. Mereka udah bully kamu loh. Masa di diemin aja?."
"Yang keluar dari mulut mereka 100% berisi sebuah kebenaran kok. Lagian,, aku udah biasa di gituin. Bukan masalah."
Zee berdecak kesal sedangkan Marsha dengan santai meminum air mineral nya.
"Ya kamu bales apa kek. Jangan diam aja. Sama aja kamu biarin mereka caci maki kamu."
"Biarin aja. Aku udah kebal."
Jawab Marsha cuek."Gini nih ciri ciri orang lemah."
"Ya emang."
Zee makin tambah kesal mendengar respon Marsha.
Melihat wajah kesal Zee, Marsha terkekeh. Kenapa laki laki ini justru yang kesal saat melihat dia yang di bully? Bukankah itu lucu?.
"Kenapa ketawa?."
"Lucu aja. Baru kali ini aku ketemu orang yang marah marah liat orang di bully."
"Siapa sih yang ngga marah kalau liat orang di gituin? Pasti banyak orang yang kaya aku, Marsha."
"Ngga kok. Kamu yang pertama. Btw..makasih ya? Kamu udah baik sama aku hari ini. Oh ya, kamu sekolah dimana? Atau kamu anak baru?."
Tanya Marsha heran pada Zee yang baru dia temui hari ini."Ekhem. Aku...aku. Coba tebak aja deh."
"Anak baru?. Ya ampun! Kamu anak baru? Kok ajak aku kabur? Nanti kamu di cariin gimana? Ayo kita balik aja."
Marsha hendak berdiri dan menarik tangan Zee untuk segera pergi. Zee jelas menahannya."Udah. Kamu tenang aja. Aku bukan murid baru kok."
"Huh. Syukur lah. Terus kamu siapa?."
"Aku? Ya aku. Temen kamu sekarang."
"Bukan itu. Kamu kok bisa masuk ke kesana gimana ceritanya?. Kamu alumi?."
"Emang muka aku setua itu?."
"Ngga sih."
"Ya udah. Ayo tebak lagi."
"Nyarah deh."
"Yah. Ngga seru."
"Yang jelas, kamu orang berada."
Cicit Marsha yang melihat penampilan Zee."Ngga juga. Aku orang biasa aja kayak kamu."