25 Agustus?

1.2K 150 40
                                    

Fyi...kita Halu dulu yaa 🤧🤧




....



Langit Jakarta tampak cerah di sore hari. Di ufuk barat nampak cahaya jingga yang bersinar seakan melambaikan tangan berpamitan pada semua insan manusia. Meski se indah itu hari akan berakhir, namun nampaknya satu manusia di bumi tengah meratapi nasibnya.

Berkali kali ia menghela nafas karena gemuruh di dadanya memaksa dia untuk terus melakukannya. Rasanya jika di keluarkan setiap detik pun gemuruh itu tetap ada.

Dia Marsha, member generasi 9 yang masih bertahan. Di usianya yang genap 18 tahun ini dia sudah banyak sekali perubahannya. Dia salah satu member yang terlihat sekali proses tumbuhnya di grup itu.

Sore itu dia tengah berada di tempat latihan, padahal ini masih jauh dari jadwal latihan tapi gadis itu memaksa datang karena merindukan seseorang yang sudah lama tidak dia temui secara langsung.

Sembari menunggu dia sembari menahan diri untuk tidak meluapkan segala kerinduannya atau bahkan kesedihannya. Karena tepat hari ini seseorang itu tengah menentukan hari kelulusannya.

"Kamu udah sampai, Maeng."

Zee turun dari lantai dua tempat latihan mereka sambil menatap Marsha yang duduk di ujung bawah tangga.

"Iya ini. Gimana urusan kamu?."

Zee tersenyum sambil memeluk Marsha.

"Kangen."
Ujarnya.

"Aku juga."
Balas Marsha.

Setelah beberapa detik berpelukan mereka saling melepaskan diri.

"Sudah beres semuanya. Tinggal nunggu pengumuman."
Jawab Zee untuk pertanyaan Marsha sebelumnya.

"Ohh.."
Marsha menunduk. Begini saja dia sudah sedih.

"Gapapa Maeng...di luar nanti kita bisa ketemu dan main."
Ujar Zee mencoba menghibur sahabat nya meski dia tau itu tidak akan berhasil.

Marsha mengangguk setuju. Mau bagaimanapun hari itu akan datang.

"Jadi kita makan dulu?."

"Boleh."

Zee menuntun Marsha keluar dari tempat latihan. Sebenarnya hanya Marsha yang akan latihan hari itu sedangkan Zee masih menjalani syuting di tempat lain. Mereka hanya menyempatkan bertemu di sela sela kegiatan mereka yang padat.

"Kenapa? Kok murung?."
Zee masih saja tidak enak telah membuat sahabatnya ini murung sejak tadi.

"Gapapa kok, cuma sedih aja kamu pergi lagi abis ini."
Jawabnya jujur. Jika sudah bertemu Zee, Marsha akan lebih sering berkata jujur karena lebih baik jujur ketimbang nantinya akan jadi salah paham.

"Sabar ya...sebentar lagi kelar kok trus bisa latihan lagi."

"Iya. Semangat ya?. Aku sebenarnya seneng kamu banyak projek film atau apapun itu. Aku cuma sedih karena waktu kamu di sini sebentar lagi tapi kita jarang ketemu."

"Aku juga gitu kok. Sedih karena jarang ketemu kamu dan member."

"Pokoknya semangat kita."

"Semangat."

Zee dan Marsha saling tersenyum.

Tak lama mereka tiba di tempat tujuan yaitu restoran sushi favorit keduanya.

"Kamu pesen apa meng?."
Tanya Zee sambil membaca menu. Meski sering datang ke tempat itu, Zee tetap membuka buku menu karena ingin tahu apakah ada menu baru.

One shoot (ZeeSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang