Pengorbanan

937 168 24
                                    

Di tinggalkan oleh orang terkasih apalagi dia pujaan hati, pastilah menjadi pukulan terberat bagi seseorang. Telah berjanji untuk sehidup semati, untuk selalu ada di suka dan duka, dan selalu menjadi penyemangat satu sama lain, seketika sirna saat salah satunya terpaksa harus pergi.

Seperti apa yang Zee rasakan saat ini. Meski telah sebulan lamanya sang pujaan hati berpulang, dirinya masih merasakan sebuah kehilangan yang membuatnya terus terpuruk. Dirinya sampai tak mampu melanjutkan hidupnya karena separuh nafasnya telah di renggut dalam pahit nya sebuah kecelakaan.

Lena terlibat kecelakaan lalu lintas saat pergi membeli kebutuhan yang akan di berikan pada Marsha malam itu selepas makan bersama. Naas, mobil yang dia kendarai sendiri akan menabrak kendaraan motor di depannya, dia pun banting stir ke samping lalu dari arah depan ada sebuah truk yang langsung menabrak mobil yang Lena kemudikan.

Kecelakaan itu menewaskan Lena dan membuat Zee dan keluarga nya harus kehilangan salah satu anggota keluarga mereka.

Pemakaman Lena sudah di lakukan malam harinya karena mengetahui anggota tubuh Lena yang sudah tidak utuh lagi tidak memungkinkan untuk dimakamkan esok harinya. Itu makanya Zee merasa sangat terpukul karena terakhir kali melihat wajah sang istri pagi saja sebelum kecelakaan dan dirinya tidak mendapatkan izin untuk membuka peti itu meski telah memohon dengan sangat pada dokter.

Meski sudah lama, Zee masih terbayang bayang oleh sosok sang istri. Tak jarang dia berhalusinasi dan mengatakan bahwa sang istri tengah pergi ke suatu tempat dan berjanji akan kembali.

Malam ini Marsha datang berkunjung ke kediaman Shani untuk acara 7 bulanan. Meski sudah tidak ada Lena, kewajiban Shani harus tetap terpenuhi yaitu mengadakan acara 7 bulanan untuk Marsha. Pihak keluarga Lena pun datang seperti rencana yang Lena usung.

Semua seperti apa yang Lena inginkan, tanpa terkecuali.

"Mom...?."

"Ya?."

"Kenapa mereka ada in acara buat adek padahal kita ngga kenal mereka?."
Gracie yang tidak tahu apa apa sedikit bingung karena banyak orang yang sangat peduli pada ibunya padahal sebelumnya tidak.

"Iya. Soalnya adek itu akan jadi bagian mereka nantinya."

"Adek bakalan tinggal di rumah ini? Ngga tinggal sama aku?."

"Emmm...nanti aja ya? Mom ngga bisa jawab sekarang."

"Mom...aku ngga mau jauh dari adek. Aku mau tinggal sama adek."

Gracie memeluk perut buncit Marsha. Dia anak kecil yang polos. Tidak tahu apa apa dan hanya mengetahui bahwa dirinya akan segera menjadi seorang kakak. Awalnya dia bingung, namun setelah Marsha ceritakan betapa serunya memilik adik, dia jadi tidak sabar akan menjadi kaka dan memiliki adik yang katanya berjenis kelamin laki laki.

"Marsha?."

Perempuan bernama Cindy muncul. Cindy merupakan ibu kandung Lena dan mereka sudah 4 kali bertemu. Pertama saat Marsha secara resmi di perkenalkan oleh Zee dan Lena setelah setuju untuk menjalani oprasi kehamilan. Kedua saat Marsha menjalani oprasi, ketiga saat Marsha datang ke rumah duka, lalu keempat adalah sebulan setelah kecelakaan Lena.

Cindy orang yang baik hati dan lembut, sama halnya Shani, Cindy pun sangat menyayangi Marsha. Itu mengapa Marsha sangat di perhatikan kesehatan nya oleh dua perempuan itu. Terlebih Marsha hanya hidup dengan putrinya saja, kedua orang itu selalu berlomba lomba memberikan perhatian nya meski tidak selalu bertemu.

"Tante.."
Marsha menyalami tangan Cindy diikuti Gracie.

"Panggil mama aja sayang. Ayo masuk."

Cindy membantu Marsha masuk ke dalam rumah.

One shoot (ZeeSha)Where stories live. Discover now