Tidak seperti biasanya Adel banyak diam jika bersama dengan Marsha sang ibu. Terkadang Marsha sampai geram karena kebawelan Adel, tapi justru kini Marsha yang bawel dengan sesekali bertanya atau menceritakan sesuatu agar Adel anaknya mau berbicara.
"Kenapa sih sayang?."
Setelah lelah banyak bicara ketimbang Adel, Marsha pun bertanya pada anaknya yang sejak pagi mendiaminya."Aku pundung."
Jawabnya manja."Pundung kenapa coba?."
"Pokoknya pundung!."
"Iya, tapi apa sebabnya anak mama pundung?."
"Mama sih!."
"Kok jadi salah mama, kamu sendiri yang diamin mama."
Marsha kembali melanjutkan kegiatan nya.
"Aku pundung karena mama lebih perhatian ke papa. Aku juga mau."
"Mau kue juga? Bilang dong nanti mama bagiin."
"Bukan itu juga."
"Apa lagi? Heem?."
Tanpa banyak bicara Adel menunjuk pipi kanannya.
"Ohhhh...itu nanti ya? Mama masih siapin ini."
"Tuh kan!! Lebih penting itu kan ketimbang Adel!."
"Jangan ngambek dong, nanti ngga jadi jadi."
Adel pun diam.
Dirinya sejak pagi di buat sebal oleh sang ibu karena melihat ke uwuan kedua orang tuanya. Hari ini merupakan hari ulang tahun Zee, dan sebagai istrinya, Marsha lebih perhatian pada sang suami. Bahkan kebiasaan Marsha yang sudah cukup lama tak dia lakukan pagi ini dia melakukannya lagi karena Zee meminta hadiah itu padanya.
Itu membuat Adel kesal, karena merasa Marsha lebih sayang Zee daripada dirinya. Biasanya kan dirinya yang mendapatkan itu, tapi pagi ini papanya pun mendapatkan nya.
"Udah jangan ngambek, nanti mama kasih double deh."
Bujuk Marsha."Iya..."
"Mau bantuin mama ngga?."
"Aku bagian dekor aja."
"Oke."
Adel pun hanya memperhatikan sang mama yang sibuk mengolah bahan bahan untuk membuat kue. Karena Zee ulang tahun, Marsha ingin memberikan kejutan berupa kue ulang tahun yang dia buat sendiri. Tadinya dia mengajak Adel juga, tapi melihat mood sang anak tengah jelek, jadi lebih baik Adel duduk dan melihat saja ketimbang kuenya malah jadi bantet.
"Adel...mama mau tanya boleh?."
"Apa?."
"Adel sayang papa ngga?."
"Emmmm....sayang."
"Kalau sayang kenapa papa selalu ngga boleh mama kiss?."
"Ngga boleh. Kissnya adel aja."
"Kenapa gitu?."
"Ashel bilang nanti jadi Adel punya adek."
Marsha diam beberapa detik mencernanya. Lalu kemudian tertawa keras.
"Ashel siapa sih? Temen kamu?."
Setelah tawanya reda, Marsha kembali bertanya."Iya."
"Sejak kapan anak mama punya temen Ashel?."
"Dari awal masuk dia udah sering ganggu aku, jadi aku temenan sama dia."
"Jadi kata temen kamu kalau papa kiss mama nanti kamu punya adek?."