Pengantar

759 45 49
                                    

Selamat datang tuan dan nyonya. Sedang cari apa di dunia?

Halo tuan dan nyonya. Apa kabar semuanya? Selamat datang, yah di halaman-halaman porak-poranda yang nanti akan jadi hiburan atau pelajaran berbentuk cerita. Kata mereka, kisah-kisahku terlalu muram. Padahal, ini bukan hanya sekadar kisah. Ini adalah tangisan dan pekikan yang tidak pernah sampai pada siapa-siapa. Katanya, luka akan semakin dalam jika dipendam sendirian. Tapi nyatanya, lukaku semakin dalam saat kuceritakan. Mereka membandingkan, menjadi manusia paling berpengetahuan. Lalu mereka akan bilang,

"Kamu bukan satu-satunya manusia paling menderita di muka bumi. Tiap orang punya masalah sendiri-sendiri"

Aku tahu, tanpa perlu mereka sebutkan. Aku tahu bahkan sebelum kata pertama ceritaku kuucapkan. Aku hanya butuh didengarkan. Tidak dibutuhkan berbagai saran yang membuat mereka membolak-balik pikiran. Aku hanya ingin ditemukan dalam tangisan. Dan jika tenang telah tiba, aku sudah boleh ditinggalkan. Sesederhana itu, bukan? Sederhana caraku mengemis telinga pada orang-orang. Sampai akhirnya, perasaan sudah menolak untuk didengarkan. Ia bimbang, akan ada umpatan dan kisah pembanding seperti apa jika bercerita pada manusia? Lalu aku memendam semua sendirian.

Barangkali belakangan, hidup yang porak-poranda ini sudah sesak dibalut pilu. Sudah sakit diinjak sendu. Aku mulai takut ini menjadi bom waktu. Menyimpan sejuta bahan bakar yang siap meledak sewaktu-waktu. Akhirnya aku muntahkan semua isi kepala dalam kosa-kata kamus yang aku tulis pada buku.

Tuan dan nyonya, terimakasih telah berkenan membaca kisah-kisah berbait tak lengkap ini. Aku ingin kau tahu, anak ini tidak pernah merasa paling menderita di dunia. Ia hanya ingin berbagi kisah. Aku ingin kisahku kau baca. Barangkali aku temukan rasa damai di kolom komentar. Atas perasaan yang saling terhubung di antara kita. Atas kata baik yang kalian ketik. Atas semua luka yang ingin kita peluk bersama. Terimakasih, ini lebih dari sekadar, ini sungguh makna yang besar.

Tuan dan nyonya, aku Kala. Bukan terbuat dari kata kalah, sebab aku masih bisa bertahan. Bertahan dari berbagai kisah takut tentang masa depan. Bertahan dalam berbagai rapalan doa yang tidak kunjung datang. Bertahan untuk setiap keadaan yang jalannya penuh tikungan. Tuan dan nyonya, masalahku tidak ada apa-apanya. Masalahmu mungkin lebih besar dari semuanya. Semoga kita mampu untuk saling mendengarkan.



Tuan dan nyonya, selamat datang di cerita saya. Semoga kau suka



Salam dariku, Kala

Benang KepalaWhere stories live. Discover now