Rebirth: Legend of the Duke's Son (权门毒后)

Chapter 57

Jika Aku Orang Udik, Lalu Kau Apa? (1)

"Jangan berpura-pura menjadi orang baik di sini, Shen Qiang. Aku tidak mengenalmu."

Xiang Zhuo telah memutuskan apa yang harus disukai dan apa yang harus dibenci. Dia tidak pernah harus membaca wajah orang lain. Orang lain mungkin tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa melihat melalui penyamaran Shen Qiang dalam sekejap. Semakin dia bertingkah seperti peri, semakin dia merasa menjijikkan.

"Xiang Zhuo..."

Mendengar ini, mata Shen Qiang bahkan memerah. Dia menatapnya dengan kesedihan dan keluhan. Orang-orang yang tidak tahu apa yang terjadi di sini mungkin mengira dia telah melakukan sesuatu yang buruk padanya.

"Itu terlalu berlebihan. Xiang Zhuo, jangan berpikir bahwa kamu adalah putra Marquis Ling'an sehingga kamu bisa bertindak seperti itu. Nona Shen hanya mengatakan sesuatu yang adil. Apakah kamu harus mengatakan itu?"

"Ya, seorang pria menggertak dua wanita. Sangat memalukan!"

"Nona Shen, tinggalkan dia sendiri. Dia hanya anjing gila."

"Humph! Pantas saja kau bersama orang udik Shen Liang. Tidak ada hal yang bagus."

Kali ini, Xiang Zhuo seperti memukul sarang lebah. Beberapa pria muda yang mengelilingi Shen Qiang semuanya mencela, sementara Xie Yan dan yang lainnya mengerutkan kening. Mereka bukan orang biasa, dan mereka bisa melihat dengan jelas siapa yang benar dan siapa yang salah. Ya, Xiang Zhuo memang terlalu impulsif. Tapi bahkan Shen Liang belum membuka mulutnya. Selain itu, ini bukan Sekolah Tianmen, tapi mansion Puteri Besar. Jika hal ini menjadi besar dan menyiagakan Putetri Besar, tak satu pun dari mereka bisa berakhir dengan baik.

“Clap, clap…”

Tiba-tiba seseorang bertepuk tangan, dan semua orang berhenti pada saat bersamaan. Mereka melihat Shen Liang berdiri perlahan sambil bertepuk tangan, dan posturnya dalam garis lurus. Keliman jubahnya bahkan tidak berfluktuasi saat dia berjalan sama sekali. Ditambah dengan wajahnya yang bisa memikat semua makhluk, para pria muda di sekitar Shen Qiang mau tidak mau tersipu malu.

"Jika aku orang udik, lalu kau apa?"

Shen Liang menatap dingin ke beberapa pria muda yang berteriak paling keras. Wajahnya penuh ejekan. Bahkan jika dia tidak disukai, lalu kenapa? Dia masih putra sah Duke Dongling, putra Shen Ruiting, menteri dari menteri pendapatan, dan satu-satunya adik laki-laki dari Jenderal Shen Da. Bahkan tanpa keluarga Wei, identitasnya jauh lebih mulia daripada banyak orang yang hadir.

Putra dari keluarga yang begitu kuat, seorang udik?

Apa kau sedang bercanda? Para pria muda yang tersapu oleh mata Shen Liang satu per satu tersipu. Mereka ingin berbicara kembali, tapi tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat. Untuk sesaat, mereka semua tampak malu, dan kesal sesaat, tapi Shen Liang mengabaikan mereka dan melangkah maju setelah jeda singkat.

"Adik Ketujuh sangat pandai berbicara. Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa semuanya disebabkan olehku? Jika kamu tidak memanggilku, siapa yang akan memperhatikanku? Cerita selanjutnya tidak akan terjadi. Apakah kamu membutuhkanku untuk menjelaskan dengan jelas siapa penyebabnya? Tapi kamu, pelaku utama, akhirnya menjadi orang baik. Tut tut tut... Putri yang diajari oleh nyonya pertama benar-benar berbeda. Saat itu, dia selalu bersikap rendah hati di depan daddyku dan rela menjadi nomor dua darinya dan bermain menyedihkan di hadapan tuan atau nyonya tua. Like mother, like daughter."

Berdiri di depannya, Shen Liang berkata sambil tersenyum. Dia tidak tahu kenapa dia melakukan ini, dia juga tidak ingin tahu. Dia memulai ini terlebih dulu. Kenapa dia harus menutupinya untuknya? Bukankah dia paling peduli dengan identitasnya sebagai putri sah? Maka jangan salahkan dia karena mengingatkannya bahwa dia hanya anak tidak sah.

Semua tuan muda dan nona muda yang hadir tumbuh dalam keluarga yang rumit. Setelah mendengar apa yang dia katakan, setelah mengunyahnya, mereka menyadari bahwa apa yang dia katakan cukup masuk akal. Awalnya, Shen Liang tidak melakukan apapun. Jika bukan karena Shen Qiang tiba-tiba memanggilnya, bahkan jika mereka memperhatikannya, karena mereka tidak mengenal satu sama lain, siapa yang akan mengambil inisiatif untuk menyinggung perasaannya? Dalam kesempatan seperti itu, mengingat identitas mereka, mereka akan memperhatikan kata-kata dan perbuatan mereka sendiri, karena mereka semua tahu bahwa mereka mewakili lebih dari diri mereka sendiri.

Tapi sesaat, mata semua orang berubah saat mereka melihat Shen Qiang.

"Kakak Kelima, kamu ... Meskipun ibuku adalah istri kedua, dia tetap ibumu. Bagaimana kamu bisa menghina dia seperti itu?"

Merasakan tatapan aneh dari kerumunan, wajah Shen Qiang memerah karena malu. Kali ini, dia tidak berpura-pura, tapi benar-benar akan menangis. Sebagai wanita tercantik di kota kekaisaran, siapa yang tidak memanjakannya? Sekarang, Shen Liang tidak hanya menunjukkan bahwa dia dulunya adalah putri seorang selir, tapi juga dia memiliki agenda tersembunyi. Di masa lalu, semua orang yang menyanjungnya memandangnya seolah-olah mereka menertawakannya, yang terasa lebih mengerikan daripada membunuhnya.

"Aku tidak berani memiliki ibu seperti itu yang berkolusi dengan para bandit untuk memburuku dan bahkan secara khusus datang ke kediamanku untuk mengancamku agar tidak memberi tahu siapa pun tentang hal itu."

Dia (SQG) ingin menekannya dengan kata "berbakti"?

Mereka memenuhi syarat atau tidak. Sekarang berita bahwa Liu Shuhan mencoba membunuhnya telah tersebar ke seluruh jalan. Bahkan jika dia tidak menunjukkan rasa hormat kepada ibu tiri ini di depan umum, tidak ada yang akan menyalahkannya. Lagipula, dialah yang tidak menyisakan ruang untuk bermanuver untuknya!

"Kakak kelima, kamu harus memiliki bukti sebelum kamu mengatakan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, ketika kamu berada di manor di pedesaan, ibu sering memikirkanmu. Ketika dia mendengar bahwa kamu akan kembali, dia segera membersihkan halamanmu. Itu memang kelalaiannya tentang hal para bandit. Tidak ada yang menyangka bahwa Mammy Wei akan begitu berani berkolusi dengan para bandit untuk memburumu. Dia sama sekali tidak tahu tentang semuanya."