3. Pelan-Pelan aja

815 169 73
                                    


Di Waktu jam makan siang ini, seorang Biru Adhitama Winata terlihat duduk sendirian di salah satu meja kantin, dengan sebuah laptop dan juga segelas Kopi Kenangan yang belum lama dia beli.

Siang ini kantin Winata Tower entah mengapa tidak seramai biasanya, hanya beberapa meja saja yang terisi dan kemungkinan karyawan yang lain memilih untuk makan diluar kantor atau di sekitar gedung.

Tapi tidak dengan dua wanita yang baru saja Biru lihat memasuki area kantin dengan membawa kantong plastik yang berisikan makanan serta minuman.

"Yeri Selly!", Biru mengangkat sebelah tangannya sambil memanggil dua wanita yang baru saja ingin duduk di salah satu meja kosong.

Yeriana dan Selly langsung menoleh untuk melihat sosok yang memanggil nama mereka, kemudian keduanya berlari kecil untuk berpindah tempat ke Meja yang ditempati Biru.

"Dari mana?", Tanya Biru saat keduanya sudah duduk dihadapannya.

"Abis beli makan diluar Mas", Jawab Selly yang beberapa hari sebelumnya memamg sudah cukup sering ketemu Biru di kantin.

Ya, sudah 2 minggu Biru bekerja disini dan selama 2 minggu itu juga Biru selalu menyempatkan waktu untuk ke area kantin hanya untuk sekedar ngopi, makan, atau mengobrol dengan para karyawan.
Tapi diantara banyaknya Karyawan Winata Group, Biru lebih sering menghabiskan waktunya dikantin bersama geng cewe-cewe ini.

Dia sering sekali satu meja dengan Mbak Yuli, Selly, Yeri, serta Tara. Mereka sering mengobrol tentang banyak hal, kadang Biru juga suka denger mereka gosipin orang lain dan itu juga suka menjadi hiburan tersendiri bagi Biru yang selalu menemukan obrolan lucu dan menarik dari mereka semua.

Dari ke empat wanita itu bisa dibilang Biru sudah cukup akrab dengan 3 orang yaitu Mbak Yuli, Yeri, dan Selly. Ketiganya selalu menyambut baik serta berusaha senyaman mungkin jika berada disekitar Biru hingga pria itu pun bisa nyaman bersama mereka.

Berbeda sekali dengan sosok Tara yang sampai sekarang Biru tidak bisa melihat sosok Tara yang santai ataupun banyak bicara kepadanya. Tara tergolong sangat tenang, cuek, dan bukan tipe yang ceplas ceplos seperti tiga sahabatnya.

Biru selalu melihat ketidaknyamanan dan juga kecanggungan Tara saat dia ada disekitarnya, padahal Biru sudah berusaha seramah dan sesantai mungkin agar Tara juga bisa nyaman dengan suasana yang dia ciptakan. Tapi nyatanya sangat sulit sekali melihat wanita itu tersenyum bebas atau setidaknya berbicara normal kepadanya, Tara terlalu membatasi diri hingga terkadang Biru suka ngebatin sendiri.

"Kok berdua doang? Yang lain kemana?", Tanya Biru sambil melihat gerak gerik Yeri dan Selly yang mulai mengeluarkan makanan mereka.

"Mbak Yuli lagi izin buat ambil rapot anaknya Mas. Maklum namanya juga ibu-ibu", Balas Yeriana.

Mendengar itu Biru hanya tersenyum, lalu dia kembali fokus ke laptopnya untuk mengecek laporan dari perusahaannya yang ada di singapore.

"Mas Biru ga beli makan buat Lunch?"

"Ga terlalu laper saya"

"Minum kopi doang emang kenyang Mas? Ntar kena asem lambung loh"

Biru menaruh gelas kopi yang baru saja ia cicipi kemudian membalas ucapan Yeriana dengan pertanyaan santai.

"Kamu tuh baru 23 kan ya Yer?"

"Iya, kenapa tuh Mas tanya-tanya umur? Kalo mau lamar saya mending jangan deh Mas, Takut Mas Biru kena tekanan batin mulu. Tapi kalo Mas Biru maksa sih, ya... saya oke oke aja"

Mendengar ocehan Yeriana yang genit campur bercanda itu membuat Biru tertawa bahkan Selly yang agak kesel dengerinnya langsung mukul bahu Yeri yang malah cengengesan.

Cerulean ✔Where stories live. Discover now