9. Hindari Interaksi

897 159 132
                                    

Pagi ini Tara datang ke kantor dengan wajah yang terlihat lesu dan Mood yang sudah terlihat tidak baik, padahal ini masih pukul 7 pagi.

Dirinya sudah disambut oleh Mbak Yuliana dan Selly yang sudah berdiri didekat meja kerjanya.

"Pagi", Sapa Tara seadanya tanpa ekspresi apapun.

Wanita itu duduk di kursinya dan tatapannya kini tertuju ke satu topless besar Yupi Love yang ada di atas mejanya. Ada Note kecil juga yang tertempel disana dan membuat Tara hanya bisa menghela nafas lelahnya sesaaat wanita itu membacanya sekilas.

Maaf untuk yang kemarin, saya benar-benar minta maaf udah bikin kamu salah paham dan semarah itu. Semoga hari ini berjalan dengan baik dan jangan marah-marah lagi ya. Have a nice day ~

Membaca Note tersebut membuat Tara jadi mengingat kejadian kemaren, dimana dia marah-marah kepada Biru dan anaknya ditempat umum, hingga Tara harus menangis di mobil, bahkan dia juga tidak balik ke kantor lagi untuk lanjut bekerja, karena kemarin rasanya benar-benar melelahkan sekali untuknya.

"Heh!"

Suara Mbak Yuli terdengar disebelahnya, dan Tara menoleh dengan wajah yang masih sama, lesu dan tak bersemangat.

"Lo sadar kan kemarin lo bikin masalah di ruang meeting?"

"Iya", balas Tara pelan.

"Selly udah cerita sama gue alasan kenapa lo kemarin bisa kabur gitu aja dari ruang Meeting, dan gue bisa memakluminya Tara. Tapi atasan belum tentu bisa maklumin sikap lo kemarin yang cukup Fatal"

"Iya Mbak, gue paham kok"

"Jam 9 nanti lo disuruh menghadap Pak Dendy langsung", Ucap Yuli dengan raut serius.

"Pak Dendy?", Ulang Tara berusaha meyakinkan dirinya agar tidak salah mendengar.

"Iya, Pak Dendy Winata, CEO kita."

"Oh Gosh..", Tara lantas menjatuhkan kepalanya dimeja kerjanya.

Dia hanya tidak menyangka jika di 5 tahun nya bekerja disini, ada hari dimana Tara harus menghadap seorang CEO langsung karena membuat masalah Di Meeting penting kemarin. Dan pasti Tara akan mendapatkan hukuman Surat peringatan karena sikap buruknya, atau bisa jadi lebih berat... Yaitu Dipecat.

"Kalo lo ngasih alasan yang masuk akal atau sejujurnya, mungkin Pak Dendy bakal maklumin juga Tar, apalagi selama 5 tahun ini kan lo terkenal sebagai karyawan yang ga bermasalah sama sekali dan tergolong Bagus terus kerjanya, jadi gue berharap lo ga dapet hukuman yang gimana-gimana nanti dari Pak Dendy", Ujar Selly berusaha menenangkan pikiran Tara yang mungkin Pagi ini sudah kembali kacau.

Dengan kepala yang masih berada diatas meja, Tara mengambil Toples Yupi pemberian Biru tadi ke hadapan Selly.

"Kasih ini ke siapa kek, atau bagi-bagiin aja ke anak-anak yang lain", Ucap Tara dengan nada suara yang terdengar lemah.

"Lo gamau ini serius?"

"Gue udah ga bisa terima pemberian dia lagi"

"Kenapa?"

"Apa kejadian kemaren ga cukup jadi jawaban mutlaknya?"

Selly terdiam dan langsung menatap sosok Mbak Yuli yang berdiri didekatnya juga.

"Tapi.. Kalo dia masih terus berusaha dan ngasih ini-itu buat lo tiap pagi gimana?"

"Biarin aja, nanti dia juga capek sendiri", Balas Tara seadanya.

Cerulean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang