13. Perlahan tapi Pasti

1K 180 181
                                    

Keesokan harinya Atmosfer aneh dirasakan langsung oleh anak berusia 5 Tahun, yang sejak pagi melihat adanya keanehan diantara Om dan juga Mama nya.

Iya, Oliv menjadi saksi bagaimana dua orang dewasa itu saling mendiami satu sama lain, bahkan hingga ketiganya kini sudah duduk didalam pesawat yang akan membawa mereka pulang ke Jakarta.

Oliv yang memang tidak mengetahui apapun sejak tadi berusaha mengajak Mama dan Om nya berbicara, namum mereka hanya membalas ucapan Oliv saja dan terkesan tidak ingin berbicara satu sama lain.

Aneh sekali.

Biru yang duduk dipinggir itu sejak tadi sibuk mendengarkan musik lewat earphonenya, sedangkan Tara sibuk membaca buku novel bawaannya.

Keduanya saling diam sejak pagi di karenakan kejadian semalam yang mampu membuat atmosfer canggung dan aneh terjadi jika mereka saling tatap.

Tara yang semalam mabuk itu, saat terbangun dari tidurnya dia sudah bisa mengingat cukup jelas kelakuan nakalnya terhadap Biru, serta cerita-cerita menyedihkan yang ia ucapkan didepan Biru. semalam Tara memang mabuk, tetapi daya ingatnya cukup kuat untuk mengingat semua hal itu, termasuk ungkapan Biru tentang kekurangan nya yang membuat Tara masih sedikit tidak menyangka hingga sekarang. Dia diam dan berusaha menghindari interaksi nya bersama Biru, karena Tara malu dan takut jika kelakuannya semalam serta masa lalu kelamnya membuat Biru tidak nyaman terhadap dirinya.

Begitupun dengan Biru, pria itu diam dan menghindari interaksinya juga di karena Malu dan juga takut, jika Tara akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap nya saat sudah sadar seperti ini.

Overthinking berlebihan sedang dialami keduanya dan itulah yang membuat mereka saat ini seperti sepasang suami istri yang habis cekcok. Apalagi sejak tadi dari keduanya belum memiliki inisiatif untuk berbicara lebih dulu dan membuat atmosfer aneh ini berlangsung sangat lama, bahkan saat mereka sudah mendarat kembali ke tanah Jakarta.

Biru dan Tara berniat menaiki Taksi yang berbeda untuk mengantar ke rumah mereka masing-masing, namun Biru masih sempat membantu Tara memasukan barang-barangnya ke dalam bagasi taksi.

Saat sudah selesai membantu, Biru pun menghampiri Tara yang berdiri di samping pintu Taksi, wanita itu menatapnya lurus dan Biru mulai membasahi bibirnya sendiri untuk segera berbicara walaupun wajahnya saat ini terlihat gugup.

"Untuk yang semalam_"

"Saya minta maaf", Potong Tara.

Biru terdiam karena ucapannya dipotong oleh wanita yang mulai menunjukkan sorot mata bersalah.

"Ga seharusnya saya ngelakuin hal itu.. Maaf udah bikin Mas Biru terkejut dengan masa lalu serta tingkah kurang ajar saya semalam, mungkin tindakan saya itu udah bikin Mas Biru ga nyaman"

Biru diam sejenak sambil menghela nafasnya pelan, lalu kemudian senyum lembutnya muncul.

"Kamu ga perlu minta maaf untuk kejadian semalam, saya justru bersyukur bisa dengar kejujuran kamu, walaupun kamu ga sepenuhnya sadar akan tindakan kamu malam itu. It's okay Tara, kamu ga perlu takut ataupun khawatir tentang hal-hal tersebut"

"Kejujuran kamu membuat saya belajar untuk bisa menghargai dan menghormati kamu lebih baik untuk kedepannya, dan saya janji sebisa mungkin saya ga akan membuat kamu merasa tidak nyaman dengan kehadiran saya"

"Mas Bi_"

"Untuk kekurangan saya yang sudah kamu ketahui, saya bersyukur karena sudah berani memberitahu itu lebih awal ke kamu. dan saya juga ingin bilang makasih banyak, karena semalam kamu tidak melepaskan saya, melainkan malah memeluk saya semakin erat, saya berterima kasih untuk reaksi baik kamu"

Cerulean ✔Where stories live. Discover now