19. Sudah Waktunya

1.4K 180 215
                                    

Gorden jendela Apartemen itu dibuka oleh seorang pria yang baru saja selesai mandi, dan pemandangan kota Singapore di Pagi hari ini terlihat cerah seperti biasa.

Biru Adhitama Winata, pria itu akhirnya kembali pulang ke tempat dimana dia menitis karir sejak awal disini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Biru Adhitama Winata, pria itu akhirnya kembali pulang ke tempat dimana dia menitis karir sejak awal disini. Apartemen yang Biru tempati adalah apartemen yang sudah lama menjadi tempat tinggalnya selama berada di Singapore, Apartemen berfasilitas lengkap ini berada di daerah bernama Tanjong Pagar, dimana tempatnya sangatlah strategis dan dikelilingi oleh berbagai tempat-tempat yang mudah untuk ditemukan.

Semalam pria itu berhasil tidur nyenyak untuk pertama kalinya semenjak kepergian Ibundanya, dan keputusannya untuk kembali menetap disini sebenarnya sangatlah berat, Biru bahkan sempat frustasi dan dilema dengan keputusannya ini, namun dia pikir ini lebih baik dan mungkin bisa mengobati perasaannya yang terluka atas kehilangan sosok yang berharga dihidupnya.

Biru membutuhkan tempat baru, dan butuh menjauh dari tempat yang terlalu memiliki banyak kenangan Indah disana, dan itu bisa membuatnya terus terjebak dalam kesedihan, jika dia memaksakan diri di keadaan yang sangat amat sulit.

Pria yang masih memakai Handuk kimononya itu berjalan ke arah Kitchen untuk membuat Kopi dan sarapan sederhana untuknya. Mood nya hari ini sedikit membaik dari sebelum-sebelumnya, walaupun kondisi hatinya masih belum sembuh sepenuhnya, tetapi setidaknya Biru masih memiliki niat untuk tetap terus Keep going dan menjalani kehidupannya secara mandiri seperti dulu lagi.

Bedanya.. Mungkin kali ini tidak ada sosok Bundanya yang selalu menjadi garda terdepan untuk mendukungnya dalam melakukan berbagai hal yang dia sukai, kali ini Biru belajar untuk hidup sendiri tanpa harus memikirkan dan memusingkan kapan dia harus pulang ke Jakarta lagi.

Pria yang rambutnya masih sedikit basah itu, mulai mengaduk secangkir kopi nya dengan tenang, lalu dia mencicipinya sebentar. Tangannya mulai meraih dua helai roti dari atas meja untuk dia olesi Selai coklat, namun saat sedang fokus dengan rotinya, Bel pintu Apartemennya tiba-tiba saja berbunyi. Dan Biru langsung bergegas melangkah menuju pintu, mengingat sebelumnya dia sudah menelpon orang Laundry untuk mengirimkan Baju-bajunya yang sudah di cuci.

Ceklek

Senyum di wajah Biru seketika luntur, tergantikan dengan raut wajah terkejut saat melihat siapa sosok yang berdiri didepan pintu Apartemennya.

Seorang Wanita berdiri disana, dengan nafas naik turun seperti habis ikut lomba berlari, dan wajahnya memerah padam karena kelelahan.

Biru mengedipkan kedua matanya dengan ekspresi yang terlihat bingung sekaligus tidak percaya, bahkan saking tidak percayanya pria itu sempat menutup pintu Apartemennya kembali, hanya untuk menampar pipinya sendiri.

Dan saat dia merasa pipinya sakit, Biru segera membuka Pintunya lagi, lalu menatap sosok wanita itu dengan raut wajah penuh tanda tanya.

"Tara?"

Cerulean ✔Where stories live. Discover now