Hari ini Tara memiliki janji untuk kumpul bersama teman-teman kantornya sehabis pulang kerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari gedung perusahaan.
Mereka sudah berkumpul disana sejak sore hingga langit mulai gelap, ke empat perempuan beda-beda usia itu terlihat sangat asik sekali dengan obrolan santai serta canda tawa mereka.
"Laki gue pas gue bunting anak pertama, pernah gue suruh beli ketoprak jam 4 pagi di daerah Tanah Abang", Curhat Mbak Yuli yang mulai menceritakan masa-masa kehamilan nya.
"Buset Mbak, itu laki lo beneran nurutin?", Tanya Selly dengan raut tak percaya.
"Beneran dia mau kok, untungnya dia sabar banget pas gue hamil. Kadang gue sendiri juga heran kenapa kalo hamil ngidamnya nyusahin laki mulu"
"Iya Kak, sumpah sih itu suaminya Mbak Yuli sabar tingkat dewa banget punya bini begini, dulu gue juga jadi saksi tuh Pas Mbak Yuli jam 1 malem ke rumah nyokap, alasannya ngidam mau nginep dirumah nyokap gue dan Laki nya beneran mau nganterin dan nemenin dia. Gila sih", Sahut Yeriana yang membenarkan ucapan sepupunya itu.
"Pantes lo Cinta banget ya Mbak sama dia", Ujar Tara.
"Ya Jelas, soalnya dari jaman pacaran dia tuh Effort nya yang paling gede diantara kita, jadi gue sebisa mungkin ngebales Effort dia dengan banyak hal. dan syukur alhamdulillah banget gue juga dapet yang modelan kek begitu"
"Kalo lo Kak Tar, dulu Pas hamil Oliv sering ngidam aneh-aneh juga ga?", Yeri mulai bertanya dengan nada santainya, namun Selly hampir tersedak minumannya sendiri karena mendengar pertanyaan sensitif itu.
Selly dan Mbak Yuli secara bersamaan memperhatikan Ekpresi Tara, dan wanita itu justru menjawab pertanyaan Yeriana dengan tenang.
"Ga yang aneh-aneh sih, cuma dulu pas Hamil Oliv mualnya tuh hampir tiap menit dan itu lumayan nyiksa banget"
"Ga cocok kali kak sama susunya"
"Dulu justru mualnya malah makin parah kalo minum Susu, ampuhnya sama air kelapa muda"
"Oliv nih emang anak Pantai banget ye, sampe pas masih di kandungan aja maunya sama Air kelapa muda haha"
"Iya juga ya kalo dipikir-pikir"
Melihat Tara bisa sesantai itu menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, membuat Selly dan Mbak Yuli mulai memikirkan perubahan Tara belakangan ini yang lebih mudah terbuka dengan orang lain, dan terlihat tidak pernah ragu-ragu dalam ucapannya, Tara juga terlihat lebih santai dan Aktif berbicara, jelas ada yang berbeda dari wanita itu.
"Tar, Mas Biru masih sering main ke Apart lo?", Mbak Yuli mulai mengalihkan topik ke yang lain.
Tara yang sedang mengaduk-aduk minumannya itu mengangguk pelan.
"Seminggu sekali malah"
"Anjir udah kek Bang toyib"
"Hahaha", Selly terbahak sambil memukul lengan Mbak Yuli yang ikut geli.
"Lagian gue liat-liat makin kesini lo berdua udah mirip kek Laki-Bini sumpah dah"
"Ck, Apaan sih Mbak"
"Tapi lo udah ga risih lagi kan sama dia?", tanya Selly.
"Ga Se-risih dulu sih, cuma kalo untuk sekarang ini kadang-kadang doang dia bikin gue risih dan sebel, sisanya ya biasa-biasa aja"
"Dia kan orangnya penuh kejutan tuh Tar, lo apa ga jantungan tiap hari?"
"Bukan jantungan lagi Sel, hampir tiap hari gue istighfar mulu liat tingkah dia yang Ajaib banget"
YOU ARE READING
Cerulean ✔
Fanfiction[Completed Story by Ciionuzy] Biru terlalu cerah untuk Tara yang kelewat abu-abu. dan Tara terlalu samar, untuk Biru yang menyukai kejelasan. Ya, ini semua hanya tentang kisah Biru dan Tara. Dua anak manusia yang menyukai warna Biru dengan makna y...
