Chapter 6: Jeff

87 13 2
                                    

"Aku suka nama baru yang kamu berikan untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku suka nama baru yang kamu berikan untukku. Apapun yang terucap dari bibirmu, aku suka."

🍂

"Ugh! Segar sekali." Anna merentangkan kedua tangannya sambil bermonolog dengan pelan, tidurnya semalam benar-benar sangat nyenyak hingga ia merasa segar begitu ia membuka kedua matanya.

Senyumnya terkembang, begitu ia teringat akan mimpinya semalam yang terasa sangat indah baginya. Untuk pertama kalinya ia memberikan sebuah nama yang penuh makna pada seseorangㅡah, lebih tepatnya sosok tak kasat mata yang kini menjadi penjaganya.

Jeff. Nama itu tiba-tiba saja muncul dalam benaknya ketika ia bertatapan dengan Jayden dalam mimpinya semalam. Nama Jeff yang terucap begitu saja dari mulut Anna itu terlihat sangat cocok untuk Jayden, karena memiliki arti seseorang yang baik hati dan penolong, seperti Jayden yang sudah begitu baik kepadanya dan bahkan selalu menolong dirinya beberapa hari ini.

"Jeffㅡ Jeff." Anna terus saja tersenyum seorang diri sembari menggumamkan nama Jeff, dan hal tersebut tak luput dari pandangan Jayden yang juga tengah berada di kamar Anna.

Iya, Anna-ku. Gumam Jayden sambil terus menyunggingkan senyum lebarnya. Ia kelewat bahagia hanya karena gadisnya itu memberikan nama baru untuknya.

"Lo baru bangun? Dari tadi lo dipanggil mama emangnya gak denger?" Suara Juan tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Anna terhenyak kaget dan salah tingkah karena Juan pasti melihat dirinya yang tengah tersenyum seorang diri seperti orang yang tengah kasmaran.

"Oh? Eh? Dipanggil mama? Duh, aku baru bangun, kak. Duh, bakal telat ke sekolah lagi pasti. Bilang ke mama kalau aku mandi dulu ya, kak." Sahut Anna tanpa memandang ke arah Juan yang hanya berdiri seperti mengintip di depan pintu kamarnya.

Tanpa menunggu lama, Anna bergegas mandi dengan kilat dan langsung bersiap memakai seragam sekolahnya, baru beberapa menit kemudian ia turun ke bawah untuk menemui ibunya yang terlihat sudah memasang wajah masam.

"Baru beberapa hari pindah ke sini kamu mama lihat sering malas-malasan di kamar dan terlalu banyak tidur. Apa kamu gak lihat kalau mama kesusahan membersihkan rumah sebesar ini seorang diri?! Mama belum menemukan asisten rumah tangga, jadi mama harap kamu yang bertugas membersihkan rumah kalau mama dan papa masih bekerja. Paham!?"

Anna hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya, merasa bersalah karena ia memang tidak pernah membantu mamanya beberes rumah. Sepertinya ia terlalu terlena sesaat dengan kehadiran sosok yang tak bisa dilihatnya itu.

"Satu lagi, apa kamu tahu kenapa wajah kakakmu bisa lebam seperti itu?" Ucap ibunya sambil menunjuk ke arah Juan yang tengah berdiri mematung di dekat meja makan. Juan bahkan tak berani menatap ke arah adiknya, seperti ada rasa takut luar biasa meskipun ia tak ingat hal apa yang menimpa dirinya kemarin.

JAYDEN, 18:23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang