Chapter 9: 1823

95 13 3
                                    

"Jangan kira kekuatan dukun mampu mengalahkanku, mau berapa kali pun mereka mencoba memusnahkanku, tak akan pernah bisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan kira kekuatan dukun mampu mengalahkanku, mau berapa kali pun mereka mencoba memusnahkanku, tak akan pernah bisa."

🍂

"Anna! Darimana saja kamu?! Kamu tahu sekarang jam berapa? Kenapa baru pulang?!" Cerca sang ibu ketika Anna baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya.

Anna hanya diam, tak menjawab pertanyaan ibunya. Ia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya, lalu menutup pintunya dari dalam. Tiba-tiba saja ibunya bergidik ngeri melihat raut wajah Anna yang terlihat pucat dan pandangan mata yang kosong. Dan dari situlah ibunya merasa ada yang tidak beres dengan sikap anak perempuannya.

Anak perempuannya itu tak pernah pulang malam.

Sebelumnya...

Seperti dugaan Jayden, Anna ternyata terpilih untuk tampil bersama Dimas di acara perpisahan nanti. Dan mau tak mau ketika pulang sekolah tadi Anna terpaksa menghabiskan waktu agak lama di ruang musik bersama Dimas untuk membahas jadwal latihan mereka.

Jayden hanya diam sambil mengamati Dimas ketika lelaki tersebut mengobrol panjang lebar dengan Anna. Awalnya obrolan mereka masih seputar persiapan latihan, namun lama kelamaan obrolan menjadi tak tentu arah hingga ke ranah pribadi Anna, dan Jayden tak suka melihatnya.

"Anna, ayo pulang sekarang. Aku muak dengan lelaki ini. Jelas sekali dia hanya ingin modus denganmu. Ini sudah sore, tidak baik kalian hanya berduaan di ruangan sempit seperti ini," ucap Jayden sambil pandangannya terus mengarah pada Dimas, takut jika lelaki itu tiba-tiba saja berbuat yang macam-macam pada Anna.

"Iya, sebentar lagi." Jawab Anna dengan nada berbisik.

"Hah? Kamu bicara apa?" Dimas yang sedang membalas chat kawannya itu langsung menatap Anna setelah mendengar Anna mengatakan sesuatu yang terdengar samar di telinganya.

"Eh? Eum, sepertinya ini sudah terlalu sore. Aku harus pulang sekarang. Aku takut mama marah, kak," ucapnya.

"Oh, baiklah, kalau begitu kita lanjutkan lagi besok ketika istirahat. Mau aku antar pulang, hmm?" Tawar Dimas sambil tatapannya terus tertuju pada Anna, membuat tubuh Jayden terasa panas.

"Aku bisa pulang sendiri. Sampai besok, kak Dimas." Anna sedikit membungkuk pada Dimas sebagai sikap sopannya terhadap kakak kelasnya itu, lalu ia bergegas berjalan keluar ruang musik bersama Jayden yang terus mengikutinya.

Di sepanjang perjalanan pulang, pikiran Anna penuh dengan perkataan yang sempat dilontarkan oleh Jayden ketika pelajaran seni musik tadi. Ingin rasanya ia bertanya lebih lanjut, namun ia takut membuat Jayden harus mengingat kembali masa lalunya yang kelam.

JAYDEN, 18:23Where stories live. Discover now