Chapter 17: Rindu

39 11 3
                                    

"Maaf, karena aku tidak bisa menjagamu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, karena aku tidak bisa menjagamu lagi."

🍂

"Anna, hari ini kamu ada kuliah jam berapa? Mau kakak antar?" Kepala Juan tiba-tiba menyembul di depan kamar adiknya yang terbuka setengah itu. Anna yang baru selesai memasukkan buku kuliahnya ke dalam tas pun mengangguk, lalu berjalan keluar kamar dengan wajah datarnya.

Sudah hampir dua tahun semenjak kejadian di rumah lamanya, kepribadian Anna berubah total. Ia yang awalnya memang pendiam, menjadi semakin pendiam dan terkesan sangat menutup diri. Tak pernah ada lagi senyuman di bibirnya. Hidupnya seakan sudah berhenti sejak dua tahun lalu, ketika ia mengetahui jika penjaga tak kasat matanya telah pergi meninggalkannya.

Meskipun sudah pindah rumah yang jaraknya tak jauh dari kampusnya, tak membuat Anna lupa dengan sosok Jayden. Ayah dan ibunya sudah mencari berbagai macam cara untuk membuat putrinya semangat hidup lagi, namun hingga detik ini usaha keduanya gagal.

Juan yang notabenenya tak pernah bersikap baik pada adiknya pun kini menyesal. Sejak mengetahui semuanya dari Yudha, sikap Juan kini sangat lembut pada Anna. Ia berusaha menjadi sosok kakak yang baik untuk menebus semua sikap buruknya pada adiknya itu, meskipun hingga detik ini Anna masih terkesan dingin padanya.

Meskipun sudah dua tahun berlalu, namun setiap malam Anna pasti akan menangis sambil memanggil nama Jayden, berharap lelaki yang dicintainya itu akan muncul kembali di hadapannya. Anna ingin memarahi Jayden karena bisa-bisanya lelaki itu berkorban untuk dirinya.

Lewat orang tuanya, Anna tahu jika Jayden dan Yudha bekerja sama untuk melenyapkan Dimas, pelaku utama pembunuhan Isakh di masa lalu. Sejak Anna kembali masuk sekolah ketika itu, Dimas tiba-tiba saja menghilang dan tak ada seorangpun yang tahu keberadaanya. Sama halnya dengan Tio yang mendadak pindah sekolah karena tak ingin bertatap muka dengan Anna.

Anna sebenarnya bersyukur, ia tak perlu tampil dengan Dimas ketika ada acara perpisahan dan tak perlu lagi bertemu dengan orang yang kini sangat dibencinya itu.

Kini, semua orang yang dikenalnya di masa lalu menghilang, kecuali Juan, kakaknya.

"Kamu selesai kuliah jam berapa? Biar kak Juan tunggu di kampusmu." Juan berusaha menepis rasa sepi ketika keduanya berada dalam satu mobil yang sama, berharap ia dapat mengajak Anna berbicara banyak.

"Aku bisa pulang sendiri." Jawab Anna ketus. Ia pun memalingkan wajahnya ke jendela samping, ogah untuk diajak berbicara.

Juan hanya bisa menghela napas panjang. Ia merasa berdosa pada adiknya dan juga pada sosok penjaga adiknya itu. Pasalnya, penyakit asma Juan sembuh secara mendadak, dan ia merasa jika semua ini memang berkat Jayden.

JAYDEN, 18:23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang