TsukkiYama || Chapter 4

66 8 1
                                    

"Tanggung jawab itu besar, apalagi saat kamu menyukai seorang ning"

-Kageyama Tobio-

***

"Assalamualaikum" Kageyama mengusap wajahnya disalam terakhir setelah ia shalat tahajud. Kedua tangannya terangkat, menatap langit kamar sedikit sendu.

"Ya Allah, berilah hamba kemudahan dijalanmu ini yang begitu banyak rintangan. Berilah hamba keberkahan disetiap aktifitas hamba, jadikanlah hamba satu-satunya pengikutmu yang berbakti kepadamu, agar hamba kelak dapat menuntun calon istri hamba dengan benar"

"Jauhkanlah hamba dari segala maksiat didunia, jauhkanlah hamba dari perempuan-perempuan yang tidak pernah menutup auratnya, jauhkanlah hamba dari godaan-godaan setan"

"Dan dekatkanlah hamba kepada....." diam-diam nama 'Hinata Shoyo' tersemat disetiap doanya. "Jika ia benar jodohku, aku siap menuntunnya menjadi lebih baik"

"Aku memohon kepadamu yang maha pengasih lagi maha penyayang, aku tau hanya arahanmu lah yang terbaik untuk kami"

"Aamin"

Tok tok

"Assalamualaikum Tobio"

Kageyama menoleh menatap pintunya yang diketuk. "Wa'alaikumsalam ayahanda"

"Kenapa ayah??"

Oikawa menatap putranya yang masih mengenakan sarung serta kokoh haru, "masyaallah Tobio... ternyata masukin kamu ke pesantren ada gunanya juga yah, kamu jadi makin ganteng loh. Tapi tetep masih gantengan ayah"

Ayah sape si lu?? Tolong ibunda, ini karungin ayahanda nya.

Narsis banget bikin Kageyama mau muntah.

"Jadi ayah ada apa kesini?"

"Katanya kamu mau puasa? Inikan hari kamis Tobio"

"Astagfirullah... iya Tobio lupa ayah, makasih udah diingetin"

"Sama-sama, cium dulu dong ayahnya" Kageyama langsung membanting pintu kamarnya pas ayahnya mulai bertingkah. Oikawa gedor-gedor dari luar sampai Iwaizumi teriak dari dapur.

"WOI SAMPAH JANGAN BERISIK!!"

Padahal ustazah ibundanya itu, tapi emang dasarnya ayahandanya ajh yang bikin emosi sampe tiap dirumah itu ibundanya teriak-teriak terus. Untungnya rumah mereka kedap suara, jadi gak bakal kedenger deh sama tetangga maki-makian ibundanya.

"Sayang... Tobionya marah sama ayah, gimana dong ini"

"Kamu makanya jangan digangguin terus Tobionya, biarin dia kesini sendiri. Udah gede juga, dia juga eneg liat muka kamu itu" diam-diam Kageyama bertepuk tangan dibalik pintu kamarnya. Nice kill, emang best banget ibundanya ini.

Oikawa cemberut seketika, ia menghampiri Iwaizumi sambil hentak-hentakin kaki, "ibunda kok gitu si sama abi, padahalkan papah berusaha jadi daddy yang baik buat Tobio" jadi elu mau dipanggil pake sebutan apa sampah??

Iwaizumi menghela nafas pelan. "Tobio kan udah besar ayahanda... jangan terlalu dimanja gitu ah, nanti anaknya ngelunjak kayak kamu"

TsukkiYama || Antara Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang